Soroti Nilai IPM Jatim Masih di Bawah Nasional, Faisal Basri Ingatkan Tugas Berat Menanti Khofifah

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, memuji langkah Pemprov Jatim yang memaksimalkan transportasi laut untuk distribusi barang antar daerah.

Satu dari sejumlah indikatornya adalah dengan adanya enam pelabuhan di Jatim, antara lain Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, Kalimas, Ketapang, dan yang lain.

"Distribusi barang ini juga lebih gampang dan murah lewat laut, karena lewat darat itu 10 kali lebih mahal dibandingkan lewat laut," kata Faisal, Rabu (14/11/2018).

• Nekat Kabur saat Kepergok Curi Motor, Curanmor Spesialis Kunci T di Surabaya Dihadiahi Timah Panas

Dari lancarnya arus distribusi dan transportasi itu juga membuat neraca perdagangan Jatim menjadi surplus karena lebih banyak mengekspor barang dibandingkan impor.

Belum lagi, lanjut Faisal, melihat sistem dan kultur perekonomian di Jatim yang sangat terbuka untuk bertransaksi dengan daerah bahkan negara lain.

"Prinsipnya Jatim ini perekonomian nya paling seimbang dibandingkan provinsi lain, pembangunan desa-kota relatif seimbang, antar daerah dan antar sektor juga lebih harmonis," lanjutnya.

• Menteri ESDM Ungkap Belum Jalannya Proyek Kilang Minyak NGRR di Tuban, Hal ini Jadi Hambatannya

Namun begitu, Faisal mengkritik pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang berada di bawah nasional.

"Dari data BPS, IPM nasional tahun 2017 itu sebesar 70.81 persen sedangkan Jatim 70.27 persen, artinya masih ada selisih 0.54 persen di bawah IPM nasional," kata Faisal

Untuk itu, Faisal mengatakan, tugas dari Gubenur Jatim yang baru, Khofifah Indar Parawansa, adalah meningkatkan IPM Jatim yang faktor utamanya ada pada sektor pendidikan dan kesehatan.

• Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Gelar Acara Parade Ludruk Muda di Taman Budaya Cak Durasim