Persebaya
PSMS Medan vs Persebaya, Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman Sebut Hadapi Buah Simalakama
PSMS Medan vs Persebaya, Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman mengaku menghadapi kondisi sulit, antara lain kurang waktu latihan dan recovery pemain.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Mujib Anwar
PSMS Medan vs Persebaya, Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman mengaku menghadapi kondisi sulit, antara lain kurangnya waktu latihan dan recovery pemain.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Laga PSMS Medan Vs Persebaya bakal berlangsung di markas PSMS Medan, di Stadion Teladan, Sabtu (1/12/2018).
Dalam laga PSMS Medan vs Persebaya di lanjutan laga pekan ke-33 Liga 1 2018, Persebaya menghadapi cobaan dan buah simalakama.
Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman mengatakan, kendala jelang laga PSMS Medan Vs Persebaya tersebut adalah mepetnya waktu yang tersedia. Bahkan, para punggawa Bajul Ijo hanya melalukan sesi latihan di Surabaya hanya sekali.
• Gara-gara Hujan, Latihan Persebaya Jelang Hadapi PSMS Medan Pindah ke Lapangan Futsal
"Jujur untuk pertandingan kali ini ada kendala dengan recovery, karena kita kebagian waktu hanya sedikit sekali, hari ini latihan, besok di jalan, dan Jumat OT," ujar Djanur usai pimpin latihan tim di Lapangan Futsal Bhaskara, Surabaya, Rabu (28/11/2018).
Bahkan, di latihan kali ini hanya bagian dari Recovery, belum masuk pada taktik.
"Yang main tadi tidak latihan, hanya recovery," tambah Djanur.
Tentang mepetnya persiapan, disampaikan Djanur, ini pasti akan menjadi kendala. Hal serupa juga pernah dialami punggawa Bajul Ijo kala tendang ke markas Persipura Jayapura dan harus menelan kekalahan 3-1, pada 30 Oktober 2018 lalu.
"Pasti ada kendala, pasti tidak ideal, tapi apa boleh buat, harus kita lakukan, misi kita tetep, dengan persiapan minim, kita mau meraih tiga poin di sana," tegas pelatih asal Majalengka tersebut.
Tidak hanya itu, kondisi lapangan di Stadion Teladan yang kurang begitu rata disebut Djanur juga akan menjadi ujian tersendiri. Sebab, selama ini, Persebaya terbiasa bermain di lapangan relatif rata, seperti Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
"Pasti ada kendala, karena pemain kita terbiasa dengan lapangan bagus dengan satu dua sentuhan," terang Djanur.
Meski akan bermain di kontur lapangan kurang rata, Djanur menyebut tidak akan melakukan ubahan strategi.
"Tidak sampai merubah, tapi saya pikir pemain harus segera beradaptasi dengan lapangan itu saja," tuturnya.
Apalagi menurut mantan pelatih Persib dan PSMS Medan tersebut, permainan anak-anak Medan terkenal dengan permainan presing ketat dengan sebutan Rap Rap.
"Harus di soroti adalah tekanan dari mereka permainan khas Medan, Rap Rap yang sebagian pemain sudah bisa menerapkan itu, itu yang harus diantisipasi," tegas pelatih 54 tahun tersebut.