Dipicu Harga Tiket Pesawat Naik, Laju Inflasi Januari 2019 di Kota Malang Tergolong Paling Tinggi
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan laju inflasi Januari 2019 di Kota Malang tergolong paling tinggi di antara delapan kota IHK Jatim.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyatakan laju inflasi Januari 2019 di Kota Malang tergolong paling tinggi di antara delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur.
Tercatat, laju inflasi Januari 2019 di Kota Malang sebesar 0,53 persen.
"Laju inflasi di Kota Malang juga lebih tinggi dari Jawa Timur yakni sebesar 0,34 persen," tutur Kepala Bidang Seksi dan Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani, Jumat (1/2/2019).
• Betzy Alimanda, Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya yang Aktif di Berbagai Kegiatan Pendidikan
• BPS Catat Kenaikan Harga Tiket Pesawat Jadi Pemicu Inflasi di Kota Malang
• Amido Balde Tes Kesehatan, Persebaya Surabaya Dekati Striker Naturalisasi
Ia menjelaskan, naiknya harga pesawat menjadi pemicu utama laju inflasi di Kota Malang.
Selain itu, komoditi lain di antaranya daging ayam, beras, cabai, wortel dan tomat sayur juga menjadi penyebab inflasi di kota setempat.
"Daging ayam seperti biasa juga masih menjadi pemicu inflasi di Kota Malang," ucapnya.
• Barisan Emak-emak Jatim Demo Beri Dukungan Moril Terhadap Venassa Angel di Polda Jatim
• Tandes dan Wonokromo Tertinggi Penderita DBD Kota Surabaya, 23 Ribu Jumantik Giatkan Gerakan PSN
• Sindiran Pedas Dul Jaelani Pada Ibunya Terkait Ahmad Dhani, Maia Estianty Diminta Kunjungi Penjara
Dwi mengatakan, semua kabupaten atau kota di Jatim mengalami inflasi.
Selain Kota Malang, inflasi tinggi juga terjadi di Banyuwangi sebesar sebesar 0,39 persen, Surabaya 0,33 persen dan Madiun 0,33 persen.
Sedangkan laju inflasi terendah terjadi Probolinggo sebesar 0,12 persen, disusul Kediri 0,15 persen dan Jember 0,15 persen.
"Paling rendah terjadi di Probolinggo yakni sebesar 0,12 persen," katanya.