Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengedar Sabu-sabu 18 KG, Ternyata Pemain Lama

Menurut Kabid Pemberantasan BNNP Jatim, AKBP Wisnu Chandra, pasutri asal Sampang, Madura, yakni Adolf dan Erlin hanya fokus berdagang sabu-sabu saja.

Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Yoni Iskandar
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
BNN Provinsi Jawa Timur mengungkap peredaran 18 kilogram sabu dan menangkap tujuh orang, Senin (4/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA -  Menurut Kabid Pemberantasan BNNP Jatim, AKBP Wisnu Chandra, pasutri asal Sampang, Madura, yakni Adolf dan Erlin hanya fokus berdagang sabu-sabu saja.

Bahkan rekam jejak dari pasutri itu tengah di selidiki aparat  yang berwajib.

Menurut AKBP Wisnu Chandra sejak bulan  November 2018,  petugas mencoba mengungkap jaringan yang diduga terlibat atau berafiliasi dengan pasutri tersebut.

"Informasi yang kami himpun itu sejak bulan November lalu, kami fokus 3 Januari 2019 kepada jaringan ini," lanjutnya.

Hasil penyidikan itu kata AKBP Wisnu ChandraBNNP Jatim pun menyebutkan, seluruh tersangka sempat berbelit saat diinterogasi.

Bahkan, semuanya mengaku baru sekali melakukan bisnis barang haram itu.

Tetapi, Wisnu menegaskan bila pihaknya terlebih dulu memegang nama yang kerap seliweran di BNNP Jatim, seperti Hasan dan Hasrul misalnya.

Banyak Pemesan Sabu-sabu di Malaysia Lewat Pasutri Asal Sampang Madura

Kawanan Pembobol ATM Bank Jatim, Dapat Ilmunya Dari Orang Lampung

"Pengakuan dari seluruh tersangka bilangnya baru pertama kali, menurut saya mereka ini sudah jaringan dan pemain-pemain lama, karena nama-namanya sering muncul misalnya seperti Hasan dan Hasrul," tandasnya.

Lantas, seperti apa permainan daei Hasan dan Hasrul selama ini? Apakah dia juga terlibat dengan jaringan pasutri itu sebelum tertangkap?

Wisnu menjelaskan, untuk Hasan dan Hasrul hanya bermain di kawasan Riau dan sekitarnya saja.

Namun, tidak menutup kemungkinan kedua pelaku juga bermain di luar wilayah kekuasaannya.

"Mereka sering melayani orang orang sekitar situ," ujar Wisnu .

Sebab, sedari November 2018, ia mengaku personelnya masih mencari siapa saja jaringan yang diduga terlibat atau berafiliasi dengan pasutri tersebut.

"Informasi yang kami himpun itu sejak bulan November lalu, kami fokus 3 Januari 2019 kepada jaringan ini," lanjutnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved