Setelah 16 Tahun, Korban Cacat Permanen Bom JW Marriott Beri Kesaksian dan Bergabung ke YLP
YLP yang didirikan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) Ali Fauzi tidak hanya mewadahi para mantan napi teroris (Napiter).
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Keberadaan Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang didirikan mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) Ali Fauzi tidak hanya mewadahi para mantan napi teroris (Napiter).
LP yang dikomandani adik kandung Trio Bomber Bali ini ternyata juga mampu menyatukan para korban teroris dengan para napiter.
Setidaknya itu terbukti saat digelarnya Pengajian Jalan Terang yang dilaksanakan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian di Masjid Baitul Muttaqin di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Lamongan Jawa Timur, Senin (25/02/2019) tadi malam.
Didik Hariono (44) asal Kediri, korban bom aksi terorisme JW Marriott 5 Agustus 2003 hadir diacara kajian tersebut dan memberikan kesaksian dihadapan sekitar 50 orang yang hadir bagaimana ia menjadi korban kebrutalan para teroris yang beraksi meledakkan bom di JW Marriort Jakarta.
Didik warga Dusun Minggiran Desa Minggiran Kecamatan Papar Kabupaten Kediri ini mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh dan luka bakar yang cukup parah.
"Harus sabar, ikhlas dan pandai bersyukur," kata Didik di depan 'jamaah' YLP.
Ia adalah salah satu dari 105 orang luka-luka korban bom JW Marriort 5 Agustus 2003.
• Persebaya Bawa 24 Pemainnya, Rachmat Irianto dan Osvaldo Haay Dipastikan Absen Laga Perdana
• Final Piala AFF U-22 2019, Prediksi Susunan Pemain Indonesia Vs Thailand, Garuda Tanpa Sang Kapten
• 89 Pendidik Jatim Lolos Seleksi Kemendikbud, Ikuti Pelatihan Tersebar di 11 Negara
Ketika kejadian bom tersebut ia berada di Jakarta yang bekerja di PT Rajawali Corporation yang letaknya berdekatan dengan lokasi kejadian tersebut.
"Saya mengalami patah tulang dan luka bakar yang cukup berat hingga menjalani perawatan berkali-kali sampai beberapa tahun," ungkapnya kepada Tribunjatim.com.
Didik mengisahkan bagaimana serpihan serta apa yang membakar sekujur badannya.
Bertahun - tahun ia harus menjalani perawatan, dari operasi tulang serta penanganan luka bakar pada mayoritas di tubuhnya melepuh.
Alhamdulillah, melalui perjalanan panjang serangkaian operasi dan pengobatan, Didik bisa sembuh meski banyak bekas luka bakar yang membuat tubuhnya tak 'seindah' sebelum mengalami musibah.
Didik sembuh dan memutuskan pulang Kampung halaman di Kediri.
"Setelah saya sembuh, saya kemudian beraktifitas kembali dan bergabung membantu Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP)," katanya kepada Tribunjatim.com.
Hebatnya, meski Didik terluka parah akibat bom JW Mariot yang notabanenya akibat ulah para teroris, Didik tak punya rasa sakit hati, apalagi balas dendam.