Serangan Bom di Sri Lanka
7 Orang Ditangkap usai Serangkaian Ledakan Bom Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Sedikitnya 207 orang tewas dalam ledakan bom saat Minggu Paskah di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka.
TRIBUNJATIM.COM - Sedikitnya 207 orang tewas dalam ledakan bom saat Minggu Paskah di sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019).
Sejauh ini, 8 ledakan telah dilaporkan, dengan tiga terjadi di gereja, tiga ledakan di hotel, satu di luar kebun binatang, dan satu lagi di pinggiran kota.
Sebanyak 7 orang telah ditangkap dan tiga petugas polisi tewas dalam serangan di sebuah rumah pinggiran ibu kota Sri Lanka, beberapa jam setelah terjadinya serangkaian ledakan bom.
• Pasca Ledakan di Gereja dan Hotel, Presiden Sri Lanka Minta Rakyatnya Tetap Tenang
Menanggapi insiden tersebut, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe memanggil dewan keamanan nasional untuk menggelar pertemuan darurat.
"Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap rakyat kami hari ini. Saya menyerukan kepada semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan kuat," katanya dalam cuitan di Twitter.
Pemerintah kemudian mengumumkan berlakunya jam malam, dan juga menutup akses ke situs media sosial utama termasuk Facebook dan WhatsApp.
• Pemilu Berlangsung Lancar, Relawan Jokowi-Ma’ruf Amin Berbasis Alumni di Surabaya Gelar Syukuran
Sekretaris Presiden telah menyatakan pada 22-23 April adalah hari libur pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Lanka, Mangala Samaraweera, mengatakan, serangan itu merupakan upaya untuk menyeret negara itu kembali ke masa-masa kelam perang saudara.

"Ini upaya jahat untuk menciptakan ketegangan rasial dan agama di negara ini lagi, dengan demikian menarik negara dan kita semua untuk mengalami kemunduran," ujarnya.
"Negara kita saat ini sedang pulih dari perang yang berkepanjangan yang menghancurkan jalinan persaudaraan di negara kita selama hampir 30 tahun," katanya.
• Status Erin Taulany Dituding Hina Prabowo, Unggahan Baru Andre Taulany di Instagram Banjir Komentar
"Pemboman itu bukan tindakan individu yang fanatik. Ini jelas upaya yang sangat terkoordinasi untuk menciptakan pembunuhan, kekacauan dan anarki di negara ini," imbuhnya.
Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Macan Tamil
Sri Lanka sebelumnya juga menghadapi konflik berkepanjangan yang melibatkan Macan Tamil, kelompok separatis yang berjuang untuk kemerdekaan bagi etnis minoritas Tamil di negara itu.
Macan Tamil terdaftar oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai organisasi teroris asing pada 1997.