Istri Petugas KPPS yang Meninggal Minta Pekerjaan pada Tri Rismaharini, Ini Reaksi Sang Wali Kota
Istri almarhum, Mukholifah, meminta pekerjaan pada Wali Kota Risma, dengan harapan pekerjaan tersebut dekat dengan rumahnya.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Melia Luthfi Husnika
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Setelah dua hari sebelumnya takziah ke rumah-rumah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) yang meninggal dunia, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi keluarga almarhum Hariono yang bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya.
Almarhum merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45.
Saat berada di rumah keluarga almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Risma mengatakan ia siap membantu pendidikan anak almarhum.
• Wali Kota Risma Beri Beasiswa & Pekerjaan di Pemkot Surabaya untuk Anak Petugas KPPS yang Meninggal
• Mendagri Tjahjo Kumolo Pastikan Petugas Pemilu 2019 yang Meninggal Mendapatkan Santunan dari Negara
Kemudian, istri almarhum, Mukholifah, meminta pekerjaan pada Wali Kota Risma, dengan harapan pekerjaan tersebut dekat dengan rumahnya.
Risma langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, dan meminta Febria untuk memberikan pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan.
Hari Senin depan, Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap bekerja, mulai 1 Mei dia akan bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan.
“Saya mencoba membantulah, mengurangi beban keluarga ini,” kata Risma seusai takziah.
• Pengakuan Gubernur Jatim Khofifah Usai Diperiksa Penyidik KPK Selama 1,5 Jam, Sebut Akan Kooperatif
Mukholifan pun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Menurutnya, memang yang paling penting adalah pendidikan kedua anaknya dan juga kebutuhan tentang pekerjaan.
"Alhamdulillah katanya bu Risma mau dibantu pendidikan anak dan juga dikasih pekerjaan. Saya sangat bersyukur,” kata Mukholifah dengan mata berkaca-kaca.
Ia kemudian menceritakan kronologi meninggalnya sang suami.
Ia menjelaskan bahwa almarhum mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4/2019) pukul 08.00 WIB.
Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluh kepada istrinya seluruh badannya terasa capai karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS.
Almarhum yang merasa kelelahan, seketika tidur di rumah hingga malam hari.
Keesokan harinya, almarhum badannya terasa sakit, kemudian dibawa ke dokter praktik oleh keluarganya.