Diduga Depresi Masalah Ekonomi, Ibu di Blitar Tewas Gantung Diri Tinggalkan Anak Berusia 7 Bulan
Hermin Setyoningsih, ditemukan tewas gantung diri di pintu dapur rumahnya di Jl Ciliwung, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Hermin Setyoningsih (45), ditemukan tewas gantung diri di pintu dapur rumahnya di Jl Ciliwung, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Sabtu (4/5/2019).
Hermin diduga mengalami depresi karena masalah ekonomi.
Saksi yang pertama melihat tubuh Hermin menggantung di gawang pintu dapur adalah Agung Wibisono (19), keponakannya.
Rumah Agung dan korban bersebelahan.
• Sorot Lampu Motor Orang Mancing Dikira Polisi Hutan, Pelaku Ini Gagal Curi Kayu Rp 15 Juta di Blitar
• Hasil Real Count Pileg KPU Kota Blitar, PDIP Tetap Jadi Pemenang Dengan 10 Kursi, PKB Jadi Runner Up
Agung mendengar anak Hermin yang masih berusia tujuh bulan terus menangis.
Karena penasaran Agung ingin mengecekanya.
Saat berjalan menuju ke lokasi, Agung melihat tubuh Hermin sudah dalam posisi menggantung di gawang pintu dapur.
"Korban tinggal di rumah bersama anaknya yang masih berusia tujuh bulan," kata Kapolsek Kepanjenkidul, Kompol Supriyanto.
Kompol Supriyanto mengatakan berdasarkan keterangan keluarga, Hermin mengalami depresi.
Hermin pernah dibawa berobat ke RSJ Lawang sebanyak enam kali.
Keluarga menduga Hermin depresi karena masalah ekonomi.
"Dugaannya korban mengalami depresi masalah ekonomi dan merawat anaknya yang masih berusia tujuh bulan sendirian," ujarnya.
Hermin pernah menikah dan cerai pada 2009.
• Seorang Pemandu Lagu Ditahan Polres Blitar Kota Karena Menyimpan Sabu-Sabu, Ditangkap di Hotel
• Kios di Pasar Legi Blitar Mulai Dikosongkan, Pedagang Berjualan di Pinggir Jalan
Setelah itu, Hermin belum menikah lagi.
Belakangan Hermin diketahui hamil tidak diketahui suaminya.
Hermin melahirkan anak yang sekarang masih berusia tujuh bulan.
Hermin tidak bekerja. Untuk makan sehari-hari, dia dikirim oleh adiknya yang rumahnya bersebelahan.
"Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai musibah. Keluarga tidak mau dilakukan otopsi pasa tubuh korban," katanya. (Surya/Samsul Hadi)