Sosok Teuku Markam, Penyumbang Emas untuk Monas yang Hidupnya Menyedihkan di Era Presiden Soeharto
Teuku Markam, penyumbang emas Monas yang hidupnya justru berakhir menyedihkan di era Presiden Soeharto.
Teuku Markam, penyumbang emas untuk Monas yang hidupnya justru berakhir menyedihkan di era Presiden Soeharto.
TRIBUNJATIM.COM - Sosok Teuku Markam mungkin tidak pernah seterkenal Teuku Umar atau Cut Nyak Dien.
Tapi tahukah Anda, Teuku Markam sosok pembesar Aceh ini juga layak dikatakan sebagai pahlawan, meskipun tak pernah menghunuskan rencongnya ke serdadu Belanda?
Teuku Markam adalah sosok penyumbang emas untuk Monumen Nasional (Monas).
• Sopir Bus Transjabodetabek Disalahkan Anies Baswedan & Didenda Rp1,2 Juta, Dapat Sumbangan Rp10 Juta
Teuku Markam berjuang setelah Indonesia merdeka.
Bukan untuk menebas pemberontakan atau kembalinya para kompeni laknat, tapi memperbaiki ekonomi Indonesia yang ketika itu rusak parah.
• John Juanda, Raja Judi Poker Asal Medan dan Lulusan S2, Berencana Buka Pengobatan Gratis
Seperti dikutip Wartakotalive.com dari laman Wikipedia, Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada zaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.
Teuku Markam merupakan keturunan Uleebalang yang lahir tahun 1925 di Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu, Aceh Utara.
Ayah Teuku Markam bernama Teuku Marhaban.
Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu.
• Lebih Muda 6 Tahun, Mario Ho Putra Raja Judi Lamar Model Victorias Secret Ming Xi
Saat Teukum Markam berusia 9 tahun, sang ayah, Teuku Marhaban, meninggal dunia.
Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal.
Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya, Cut Nyak Putroe.
Teuku Markam hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SR (Sekolah Rakyat).
• VIRAL Video Jemaah Salat Idul Fitri Membubarkan Diri Gara-gara Khotbah Diduga Bertemakan Politik
Dalam perjalanan hidupnya, Teuku Markam terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat, jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan, yang didanai oleh Bank Dunia.