BPBD: 566 Desa di Jawa Timur Berpotensi Rawan Kekeringan di Musim Kemarau 2019
Sambut musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur petakan 566 desa di Jawa Timur yang rawan kekeringan
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sambut musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur petakan 566 desa di Jawa Timur yang rawan kekeringan
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala BPBD Province Jawa Timur Subhan Wahyudiono pada Surya, Senin (24/6/2019).
Subhan menyebut bahwa pemetaan wilayah yang rawan kekeringan sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu. Dia memprediksi puncak kekeringan terjadi pada bulan Agustus mendatang.
Pihaknya bersama tim memetakan bahwa ada 556 desa yang ada di 180 kecamatan dan di 24 Kabupaten di Jawa Timur yang rawan mengalami kekeringan.
(Mulai Musim Kemarau, Puluhan Hektar Sawah di Tulungagung Kekeringan, Gagal Panen Mengancam)
“Yang paling rawan, tertinggi ada di Kabupaten Sampang. Di sana kami petakan akan ada sebanyak 67 desa yang mengalami kekeringan," kata Subhan.
Di bawah Kabupaten Sampang, ada Kabupaten Tuban yang diprediksi akan mengalami kekeringan sebanyak 55 desa.
Dan di urutan ketiga ada Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Pacitan yang dipetakan akan sebanyak 45 desa yang mengalami kekeringan.
Dari bekal pemetaan tersebut, pihaknya sudah mengadakan rakor dengan sejumlah dinas terkait dan melibatkan Bakorwil di Jawa Timur.
Pemprov Jatim pun mengirimkan surat edaran pada bupati untuk segera melakukan antisipasi pada bencana kekeringn.
"Dalam surat edaran kami juga sampaikan bahwa BPBD menyiapkan bantuan berupa penyaluran air bersih untuk kebutuhan dasar seperti mandi, makan/minum, mencuci, bagi daerah yang mengalami kekeringan," tegasnya.
(4 Desa di Trenggalek Mulai Alami Kekeringan, BPBD Kirim Pasokan Air Bersih ke Wilayah Terdampak)
Namun hingga kini, meski sudah banyak daerah yang mengeluhkan mengalami kekeringan, dikatakan Subhan, belum ada daerah yang meminta bantuan ke BPBD Jawa Timur.
Menurutnya, kekeringan di daerah masih bisa diatasi oleh pemerintah daerah di kabupaten kota setempat.
"Kita membantu untuk kekeringan yang terjadi dan yang terkait dampak sosial ekonomi. Kalau yang terkait kekeringan di lahan pertanian ditangani oleh bagian dinas pengairan," tegasnya.
Bagi daerah yang meminta bantuan air ke BPBD, Pemprov akan mengirimkan truk tangki air ke daerah yang membutuhkan air bersih tersebut.
Namun sebagaimana ditegaskan Subhan bantuan tersebut sifatnya adalah berdasarkan permintaan kabupaten atau daerah yang membutuhkan.
Lebih lanjut dikatakan Subhan, sebagai provinsi di negara tropis memang sangat memungkinkan terjadi kemarau.
Selain kekeringan yang juga rawan terjadi saat kemarau adalah kebakaran.
Reporter: Surya/fatimatuz zahroh
(4 Desa di Trenggalek Mulai Alami Kekeringan, BPBD Kirim Pasokan Air Bersih ke Wilayah Terdampak)