Akibat Pemadaman Listrik, 2000 Lebih Buruh Harian Industri Kulit Magetan Terancam Tak Diupah

Penulis: Doni Prasetyo
Editor: Anugrah Fitra Nurani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bahan Kulit

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Pemadaman listrik di sejumlah daerah di Jawa Timur masih menjadi masalah serius beberapa waktu terakhir.

Di mMagetan, pemadaman listrik akibatkan ribuan lembar kulit yang sedang menjalani proses penyamakan di Lingkungan Industri Kulit (LIK) Magetan rusak

Tidak hanya itu, ribuan karyawan harian di LIK terpaksa pulang tanpa upah.

"Intinya, kulit siap masak yang terbengkalai dan rusak gara gara listrik mati, sangat banyak. Total ada ribuan lembar,"ujar Hadi Permana "Ipong" salah satu pengusaha penyamakan kulit di LIK Magetan kepada Surya, Kamis (6/9-2018).

(Kejari Kota Madiun Selidiki Dugaan Korupsi Dana Hibah dari Pemkot Madiun)

(Saatnya Gerakan Yoga Dikenalkan Gratis untuk Warga Surabaya)

Akibat listrik padam, estimasi kerugian yang harus ditanggung pengusaha penyamakan kulit LIK, Magetan dan dikelola Disperindag Provinsi Jawa Timur itu, mencapai ratusan juta rupiah.

"Kalau kulit mentah, masih belum diproses sama sekali, tergantung kualitas per kilogram minimal Rp 12.000, dan per lembar bisa lebih 20 kilogram, sudah berapa rupiah kerugian yang harus kami tanggung,"ujar Kepala Divisi Keamanan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) Kabupaten Magetan ini.

Menurut Ipong, listrik yang digunakan tidak hanya untuk penyamakan saja, tapi juga saat pemberian obat.

"Proses pemberian obat itu menggunakan dinamo bercatu daya listrik. Karena listrik mati, proses tidak bisa sempurna dan banyak kulit yang diolah itu menjadi rusak dan terbuat,"keluh Ipong.

(Kejari Kota Madiun Selidiki Dugaan Korupsi Dana Hibah dari Pemkot Madiun)

(Keluhkan Air Mati, Warga Kapasan Surabaya Belum Dapat Tangki Air Bersih PDAM)

Tidak hanya pengusaha kulit, Menurut Ipong, 2000 karyawan harian yang bekerja di 120 pabrik penyamakan kulit di LIK Magetanharus pulang tanpa membawa upah.

Tapi karena kesepakatan, upah pekerja diberikan full satu hari.

"Karyawan disini mayoritas pekerja harian, karena pemadaman listrik berjalan sekitar pukul 11.15, mereka tidak bisa full terima upah. Tapi karena ikatan kekeluargaan yang sudah lama, kami sepakat memberikan upah full,"kata Ipong.

Pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Kabupaten Magetan dan sekitar berlangsung dari sekitar pukul 9.45 - dan menyala tidak bersamaan.

Ada sebagian wilayah Magetan kota, sekitar pukul 17.30 sudah menyala, tapi sebagian lagi baru menyala hampir pukul 21.30.

Pengusaha kulit menyayangkan pemadaman listrik tanpa pemberitahuan itu. Kalau sebelumnya ada pemberitahuan, hari itu tidak dilakukan proses penyamakan kulit, bisa dialihkan kepada aktifitas lainnya.

"Sebelumnya kalau ada pemadaman, karena perbaikan saluran. PLN memberitahukan, bahkan pemberitahuan dilakukan dua hari sebelum hari H, pemadaman. Tapi, Rabu (5/9-2018) kemarin, mendadak padam. Kami pengusaha yang dirugikan,"kata Hadi Permana Ipong.

Reporter: Surya/Doni Prasetyo

(Saatnya Gerakan Yoga Dikenalkan Gratis untuk Warga Surabaya)

(Kejari Kota Madiun Selidiki Dugaan Korupsi Dana Hibah dari Pemkot Madiun)

Berita Terkini