TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejak dioperasikan lima bulan lalu atau tepatnya pada 7 April 2018, sistem pengoperasian Suroboyo Bus sukses menarik animo warga menggunakan kendaraan umum.
Satu program yang menarik perhatian yakni membayar perjalanan bus menggunakan botol plastik.
Dinas kebersihan pun sukses menerima puluhan ton botol mineral bekas dari pengguna bis.
Di saat yang sama, puluhan ton sampah plastik ini jadi menumpuk di berbagai bank sampah tanpa penanganan lebih lanjut.
(Diajak Ngobrol Gading Marten, Gempita Ngomong Pakai Bahasa Jawa, Lihat Aksi Gemasnya!)
(Intip Wajah 7 Anak Artis Bermata Indah, Ada yang Sewarna Biru Laut hingga Keabuan, Mana Favoritmu?)
Dalam catatan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) saat ini sudah terkumpul 23 ton botol plastik.
"Data hingga minggu ini. Kami hanya bisa menggudangkan botol-botol itu. Kami belum bisa mengolah atau mengonversikan dengan uang karena belum ada payung hukumnya," kata salah satu petugas DKRTH Kota Surabaya, Adi Candra padaMinggu (30/9/2018).
Petugas DKRTH menyampaikan bahwa pihaknya hanya bertugas mengelola sampah itu hingga rumah kompos dan pusat pengolahan sampah.
Namun karena belum ada Perwali, sampah-sampah botol plastik itu terus menumpuk.
(Suyoto Pindah ke Nasdem, Ketua Umum PAN: Hilang Satu Tumbuh Seribu)
(Promo BreadTalk Festival, Semua Roti Dihargai Rp 7 Ribuan, Cake Cuma Rp 15 Ribu, Catat Tanggalnya!)
Perlu kamu tahu, Surabaya punya program naik Suroboyo Bus dengan pembayaran sampah plastik.
Mulai dari 3 botol kosong air mineral besar ukuran 1.500 ml atau 5 botol ukuran 600 ml.
Bisa juga 10 gelas plastik bekas air mineral.
Penumpang datang sendiri dan di sana sudah ada petugas yang membantu.
Menariknya petugas mencatat NIK KTP dan kemudian bisa langsung naik bus.
Jumlah sampah plastik itu dikonversi senilai dengan 1 tiket yang berlaku 1 orang untuk 2 jam perjalanan.
Semua sampah botol itu dikumpulkan di bank sampah di Terminal Purabaya dan Jembatan Merah Plaza.
Kemudian dibawa ke rumah kompos Bratang, rumah kompos Wonorejo atau Pusat Daur Ulang Jambangan.
Sampah-sampah ini nantinya bisa dirupiahkan.
Informasi yang berhasil dihimpun surya menyebutkan tiap kilo botol bekas bisa dijual seharga Rp 6.000.
Reporter: TribunJatim Network/Nuraini Faiq
(Cerita Atlet Paralayang Asal Malang yang Selamat dari Gempa Palu)
(Koordinator Generasi Millennial Gus Dur Sambut Baik Keputusan Yenny Wahid Tentukan Pilihan Politik)
Sent from my iPhone