Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Atlet Paralayang Asal Malang yang Selamat dari Gempa Palu

Taufiq, satu di antara atlet paralayang FASI Jatim yang berasal dari Malang akhirnya bisa bernafas lega.

Penulis: Alfi Syhari Ramadana | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Alfi Syahri R
Taufiq (bekaus hijau) salah satu atlet paralayang yang selamat dari tragedi gempa dan tsunami Palu tiba di Lanud Abd Saleh dan bertemu dengan keluarganya, Minggu (30/9/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Taufiq, satu di antara atlet paralayang FASI Jatim yang berasal dari Malang akhirnya bisa bernafas lega.

Ia menjadi salah satu korban selamat dari bencana Gempa dan Tsunami Palu, Jumat (28/9/2018) kemarin.

Kini dirinya bisa kembali berkumpul dengan keluarganya setelah sempat mengalami situasi yang cukup mencekam.

Diangkut menggunakan pesawat Herules milik TNI, Taufiq akhirnya mendarat di Lanud Abd Saleh, Malang, Minggu (30/9/2018).

Suasana haru tampak ketika dirinya bisa kembali bertemu dengan sang istri dan dua putranya.

Ucapan Soeharto ke Soekarno sebelum Tumbang ini Terbukti saat G30S/PKI Terjadi, Awalnya Tak Digubris

Sebab, dalam beberapa hari dirinya sempat kesulitan memberikan kabar lantaran jaringan komunikasi terganggu.

Kepada wartawan, Taufiq menceritakan bagaimana saat-saat menegangkan ketika terjadi gempa dan tsunami di Palu.

Ia menyebut, sebelum terjadi gempa besar, sudah ada gempa kecil sebelumnya.

Saat kejadian gempa dan tsunami tersebut, Taufiq tengah berada di Palu usai mengikuti kejuaraan Paralayang Cross Country.
Saat itu, merupakan hari terakhir perlombaan. Sehingga dirinya memiliki cukup waktu untuk beristirahat.

"Saat gempa pertama saya berada di PGM Mall. Saat itu saya bersama beberapa teman sedang makan dan nonton. Kemudian kami kembali ke penginapan. Setelah itu, kami menunggu makan malam di penginapan, hampir bersamaan dengan adzan Magrib terjadi gempa besar itu ," terangnya Minggu (30/9/2018).

Lebih lanjut, Taufiq menambahkan bahwa posisi penginapan yang ditempatinya memang tidak jauh dari pantai.

Namun, posisi tempat menginapnya masih terhalang oleh satu jalan besar dan ruko-roko di sekitar PGM Mall.

"Kalau dari ruko-ruko ke pantai jaraknya sangat dekat sekali. Mungkin sekitar 50 meter saja sudah mencapai tepi pantai," imbuhnya.

Sementara itu, menurut sang istri Wenny Desi Eriana menjelaskan,suaminya sempat memberi kabar kepada dirinya saat gempa pertama sekitar pukul 15.00.

Setelah itu, suaminya kembali ke penginapan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved