Jason Patton, ahli Geofisika dari Humboldt State University California masih belum mengerti guncangan 7,4 SR yang berasal dari sesar Palu Koro bisa membuat ombak sebesar itu.
Menurut mereka kecil sekali kemungkinan skala tersebut bisa menciptakan kerusakan begitu parah.
"Kami (peneliti) mengira ini (gempa) bisa menyebabkan tsunami namun tidak sebesar itu," kata Jason Patton dikutip dari New York Times hari Minggu waktu setempat.
Patton menambahkan,"Ketika peristiwa ini terjadi kami (peneliti) lebih akan menemukan sesuatu hal-hal yang belum kami (peneliti) amati sebelumnya."
Melansir Kompas.com, ketua umum IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) menjelaskan adanya tiga kemungkinan yang terjadi dari gempa dan tsunami yang menyerang Sulawesi Tengah ini.
• Lakukan Video Call, Enda Ungu Ungkap Perasaannya Saat Bisa Lihat Wajah Pasha Pasca Gempa di Palu
"Yang pertama dia tetap bergeser, tapi di tempat lain dia memicu adanya longsor bawah laut. Begitu longsor, ada massa tanah atau batuan yang menimpa air laut yang membuat tsunami," ujar Sukmandaru Prihatmoko.
Dia melanjutkan, "yang kedua, si patahan tadi itu memicu bergeraknya atau naiknya patahan di tempat lain. Kalau di peta saya, ke arah selat Makassar. Itu kita duga bisa terpicu penyebab tsunami."
"Kemudian yang ketiga, ada flower structure. Harusnya dia bergeser biasa, tapi di satu titik di dasar laut, ada titik yang berkumpul dan membuat pola seperti bunga. Itu mendesak air di atasnya dan menimbulkan tsunami," katanya.
Namun, Daru mengatakan bahwa hipotesis tersebut hanya berdasarkan satu data, yaitu keruhnya air.
Oleh karena itu, dia perlu meninjau lebih lanjut terkait bagaimana sesar Palu Koro dapat menyebabkan tsunami.
"Yang lebih bagus kalau ada data kondisi kedalaman laut. Jadi kita bandingkan, kita tahu dasar lautnya berubah atau tidak. Nah itu baru bisa kita simpulkan," ujarnya.
Aktivitas sesar geser memang memiliki kemungkinan kecil bisa menyebabkan tsunami.
Bahkan sebenarnya aktivitas gempa dengan magnitudo seperti itu kecil sekali kemungkinan adanya tsunami.
Pasalnya, dikutip dari Geology.com, sebenarnya ada tiga genis pergerakan lempeng.
Konvergen yang mana antara lempeng saling bertabrakan, divergen dimana lempeng saling berjauhan, dan transform atau sesar yang mana lempeng hanya saling bergeser.