Cerita Anita Berjuang Bangkitkan Semangat ODHA, Ditawar Hidung Belang hingga Dijuluki ‘Mbak HIV’

Penulis: Erwin Wicaksono
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Progam Komisi Penanggulangan Aids, Kabupaten Malang, Anita menujukkan hasil kerajinan kreasi salah satu Odha di Kabupaten Malang.

Pengalaman tersebut dialaminya pada tahun 2015.

Ketika duduk-duduk disalah satu parit yang ramai dilakukan transaksi seks, sekitar pukul 22.00 WIB.

Seorang pria mendatanginya.

“Tiba-tiba ada yang mendekat bapak-bapak. Saya juga pakai pakaian yang gak gitu-gitu amat. Tiba-tiba pria itu tanya, ‘mbak baru ya di sini? Tarifnya berapa?’ Untungnya ada salah satu preman berkuasa menegur dan beritahu kalau saya bukan PSK," kenangnya.

Anita berpendapat, dirinya seakan diberi suntikan semangat agar bisa bermanfaat untuk meningkatkan harapan hidup para Odha.

Setiap bulannya, ia wajib memberikan pendampingan terkait pemberian obat dan motivasi semangat hidup. Namun, apa yang dilakukannya tak semudah yang dibayangkan.

"Tak semudah memberi obat pada orang pada umumnya. Beberapa dari mereka (Odha) ada yang sudah mulai kehilangan semangat hidup. Saya mereka adalah orang-orang hebat, beban mereka lebih berat dari kita sebagai orang normal. Sering saya dengar curhatan mereka berkaitan dengan diskriminasi dilingkungan masyarakat. Itu yang kadang membuat saya kesal. Tapi mereka terus saya beri motivasi," beber Anita.

Anita menerangkan, diskriminasi tersebut justru membuat para Odha marah dan memiliki perasaan dendam hingga bertindak nekat.

“Salah satu hal yang saya khawatirkan adalah diskriminasi. Hal tersebut turut mempengaruhi psikologis para Odha. Dikhawatirkan mereka menjadi dendam hingga berbuat nekat dengan berhubungan seks tanpa pengamanan. Tujuannya karena dia telah terpapar dan seolah-olah dia (ODHA) adalah manusia hina," tutur Anita.

Maka dari itu ia mengajak masyarakat untuk tidak mendiskriminasi para Odha. Ia menegaskan berjabat tangan dan berbincang dengan para Odha tak membuat seseorang tertular HIV. Setidaknya, jika diskriminasi itu dapat diputus.

Pada 2018 saja terdapat 2497 jiwa warga Kabupaten Malang telah terpapar HIV/AIDS, bisa ditekan pertambahannya.
"Jauhi penyakitnya bukan orangnnya," pesan Anita.

Untuk pencegahan HIV/AIDS sendiri, Anita berpesan bisa dimulai dari tataran keluarga.

Menurutnya orang tua harus paham dengan segala seluk beluk buah hatinya.

Ketika anak sudah beranjak dewasa berilah pemahaman mengenai norma agama sehingga terhindar dari perilaku seks menyimpang. Anita pun mewanti-wanti jangan sesekali mencoba prostitusi.

"Keluarga harus menjadi tempat bercerita para anak. Ajaklah untuk sharing. Jangan sampai anak itu hanya diam di kamar tanpa kita tahu. Kemudian jangan coba coba mengenal prostitusi," tegas ibu satu anak ini.

Halaman
123

Berita Terkini