Pengakuan BA, Joki Tes Masuk FK Universitas Muhammadiyah Surabaya yang Mengaku Butuh Biaya Kuliah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(duduk dari kiri) pengguna jasa joki dan keempat joki yang diamankan panitia tes masuk FK UM Surabaya gelombang kedua, Selasa (21/5/2019). BA, joki berbaju putih.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Alasan ekonomi menjadi pembelaan salah satu joki tes masuk Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya gelombang dua, BA (22).

Pria yang mengaku mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengaku aksinya menjadi joki tes masuk kuliah merupakan kali keduanya.

Yang pertama ia lakukan saat mendapat permintaan untuk menjadi Joki tes masuk kedokteran di salah satu universitas swasta di Surabaya dan kedua di UM Surabaya dijurusan yang sama.

Joki Tes Masuk FK Universitas Muhammadiyah Surabaya Akan Dijerat Pasal Pemalsuan Identitas

"Jadi ketika koordinator (induk) mendapat client otomatis mereka butuh kami. Peran kami sebagai eksekutor dalam mengerjakan soal-soalnya," ungkap laki-laki yang mengaku berasal dari satu jaringan joki yang berpusat di Surabaya dengan ketiga pelaku lainnya.

Dalam sekali aksinya, BA dan rekan-rekannya mendapat uang Rp 5 sampai Rp 10 juta. Untuk sekali tes, strategi yang digunakan pun beda-beda dan satu orang joki hanya menangani satu orang peserta ujian.

"Jujur kami nyesel ngelakuin ini. Kami sudah tau ini konsekuensinya. Apa yang seharusnya gak dilakukan malah dilakukan. Tapi kami juga butuh biaya untuk uang kuliah kami. Meskipun itu tidak dibenarkan," tutur dia.

TERBONGKAR Joki Tes Masuk Kuliah Dapat Komisi 5 Juta, Padahal Pengguna Jasa Dikenai Tarif 125 Juta

Dikatakan BA jika pihaknya merasa sangat menyesal dengan perbuatan mereka. Meskipun sesekali BA tampak tersenyum menanggapi pertanyaan panitia, berbeda dengan ketiga pelaku lain yang terlihat syok.

"Kami minta maaf, karena ulah kami, mahasiswa yang mungkin diterima seharusnya sesuai dengan kualifikasi dari sisi akademik, jadi tidak seperti yang diinginkan universitas ini. Saya juga meminta maaf pada almamater saya," pungkas mahasiswa yang mengaku menempuh studi di teknik elektro semester 6 ITB ini.

Sementara itu, EN (18) peserta ujian yang menggunakan jasa joki mengaku dirinya cukup tidak percaya diri untuk masuk di Fakultas Kedokteran UM Surabaya. Untuk bisa menggunakan jasa joki tersebut, EN harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 125 juta.

"Saya tahu ini karena ditawarin mulanya sama calo. Saya konsultasikan sama orang tua, orang tua meng iyakan. Baru pertama ini juga saya nyoba pakai joki," tutur peserta ujian asal Tulungagung ini.

Berita Terkini