Berusaha Melerai Carok Massal di Rumahnya, Perempuan ini Alami Nasib Sangat Tragis
Keinginan perempuan ini melerai carok massal yang bermula dari pertengkaran di dalam rumahnya malah berbuah sangat tragis.
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG – Akhir kehidupan Sittina (57), benar-benar mengenaskan.
Keinginan perempuan ini melerai carok massal yang bermula dari pertengkaran di dalam rumahnya malah berbuah sangat tragis.
Warga Dusun Naporan Laok, Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura itu harus meregang nyawa, karena malah menjadi korban carok massal yang terjadi di area persawahan, di dekat rumahnya.
Dia tewas di lokasi kejadian, akibat luka bacokan yang ada di sekujur tubuhnya.
Peristiwa carok massal yang melibatkan lima orang dan menggegerkan warga ini terjadi Sabtu (8/4/201), sekitar pukul 16.00 WIB, di areal persawahan, di Dusun Naporan Laok, Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Akibatnya, tiga orang tewas seketika di lokasi kejadian, yakni Sittina, Saliman (45), dan Mustofa (55). Ketiganya warga satu kampung, yakn Dusun Naporan Laok, Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang.
Sementara dua orang lainnya mengalami luka parah, yaitu Muhammad Habibi, saudara kandung Saliman, kini dirawat di RSUD Sampang dan Abdur, keluarga Mustofa, dirawat inap di RSUD Slamet Martodirjo, Pamekasan.
Baca: Carok Massal di Dalam Rumah, 3 Tewas, 2 Kritis, Isu Inilah yang Jadi Gara-gara
Menurut sumber di lokasi kejadian, kasus carok massal ini berlatarbelakang isu santet.
Peristiwanya berawal dari Saraton ayah kandung Saliman selama dua tahun ini menderita penyakit dengan kondisi perut kembung. Nah, pada Sabtu (8/4/2017), Saraton meninggal dunia di rumahnya.
Sakitnya Sarato yang tak kunjung sembuh hingga menyebabkan meninggalnya Saraton itu, keluarganya mencurigai akibat ulah Mustofa yang menggunai-gunai Saraton dengan ilmu santet.
Kemudian Saliman bersama Muhammad Habibi mendatangi rumah Mustofa untuk minta pertanggung jawaban atas meninggalnya ayahnya.
Namun Mustofa mengelak tuduhan Saliman yang dianggap fitnah dan mengada-ada, hingga keduanya cekcok mulut.
Sementara Saliman dan Muhammad Habibi tetap ngotot menuding ayahnya meninggal karena disantet Mustofa.
Diduga dirasuki emosi, Saliman dan Habibi yang sudah membawa senjata tajam langsung menyerang Mustofa dan Sittina serta Abdur, yang kebetulan ada di rumah itu.
Rupanya Mustofa sudah mengantisipasi kejadian itu, sehingga terjadi carok massal yang melibatkan lima orang itu, satu di antaranya wanita.
Dalam carok massal yang berlangsung beberapa menit, mengakibatkan Saliman tewas di lokasi kejadian dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya.
Begitu juga Mustofa dan Sittina yang berniat melerai ikut jadi korban dan meninggal di lokasi kejadian. Sementara Muhammad Habibi dan Abdur luka parah.
Polisi yang datang ke lokasi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, berupa sebilah celurit.
Tiga buah sarung pengaman celurit, pakaian korban yang berlumuran darah dan potongan tangan korban.
Kapolres Sampang, AKBP Tofik Sukendar, yang dihubungi melalui Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Hery Sutanto, yang dimintai konfirmasinya belum bisa memberikan keterangan rinci, latar belakang terjadinya carok massal yang mengakibatkan tiga orang tewas di lokasi kejadian.
“Saat ini kami masih belum bisa memberikan penjelasan, bagaimana kronologis dan penyebabnya, karena kami masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi di lapangan,” tegas AKP Hery Sutanto. (Surya/Muchsin Rasjid)