Longsor Maut di Ponorogo
Makin Gawat, Evakuasi dan Pencarian Korban Longsor Ponorogo Dihentikan
Mulai Minggu (9/4/2017), pencarian dan evakuasi korban longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, dihentikan.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mulai Minggu (9/4/2017), pencarian dan evakuasi korban longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, dihentikan.
Ini dilakukan, karena kondisi dusun yang subur dengan aneka tanaman itu dinyatakan sudah tidak aman. Setiap saat longsor susulan bisa terjadi.
Seperti longsor susulan terjadi siang tadi, eskavator tertimbun longsor. Beruntung sopirnya selamat.
Selain eskavator yang tertimbun, mobil K9 juga tertimbun. Dua ekor anjing pelacak korban di dalam mobil ini terjebak longsor. Namun, sopir juga aman.
"Sudah disepakati untuk evakuasi dihentikan saja karena sangat berbahaya," ujar Kepala Pelaksana Penanganan Bencana BPBD Jatim, Sudarmawan, Minggu (9/4/2017).
Baca: Ada Longsor Susulan, Wakil Gubernur Jatim: Dusun Tangkil Ponorogo Dinyatakan Sebagai Zona Merah
Namun untuk penanganan pascabencana longsor masih terus berlanjut. Penanganan kehidupan pengungsi ke depan, jatah makan, hingga pendidikan anak dan lainnya terus dilakukan.
Longsor susulan terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran. Longsor susulan terjadi siang tadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca: Paranormal Dikerahkan Cari Korban Longsor, Begini Temuan Hasil Penerawangan Gaibnya
Titik longsor mulai dari Sektor A hingga sektor D terkena longsor. Berikut korban longsor susulan Ponorogo:
1 unit mobil panther relawan
1 unit mobil polisi k 9
1 unit eksavator
2 unit motor KLX
2 unit rumah warga
Jalan akses menuju ke sektor D tertutup.
Baca: 25 Korban Longsor Belum Ditemukan, Bupati Ponorogo Ajak Warga Lakukan Ini
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni juga menyatakan, secara teknis pencarian korban sudah bisa dihentikan.
Pasalnya, berdasarkan informasi serta masukan dari Basarnas dan Kepala Desa, sangat kecil kemungkinan menemukan korban.
"Sebenarnya scara teknis, hari ini pencarian korban itu sudah bisa kita hentikan. Karena secara teknis, berdasarkan informasi, masukan baik dari Basarnas maupun kepala desa, yang ikut terus menerus melakukan pencarian, sudah pesimis untuk bisa menemukan korban lagi," kata Ipong, saat menyampaikan hasil evaluasi dari pencarian selama satu minggu, Sabtu (8/4/2017) sore.
Menurut Ipong, Tim SAR dan evakuasi pencarian korban terkendala jumlah material longsoran yang begitu tebal, yang jumlahnya mencapai satu juta kubik.
"Itu sesuatu yang sangat besar dan itu sulit. Setidaknya membutuhkan waktu satu tahun, kalau alatnya (ekscavator) 10 -15 unit yang bekerja. Sementara untuk menambah alat lagi kan nggak mungkin," jelasnya.
Kepala Desa Banaran, lanjutnya juga telah menyampaikan aspirasi dari warganya kepada dirinya. Keluarga korban, meminta Pemkab Ponorogo untuk memperpanjang pencarian korban.
"Dipadosi malih to Pak (dicari lagi pak). Kan ini baru tujuh hari, siapa tahu ada," kata Ipong menirukan ucapan Kades Banaran, kepadanya.
Ipong mengatakan, warga juga memberikan saran agar fokus lokasi pencarian dilakukan sesuai dengan arahan mereka.
"Tadi disampaikan, fokusnya nanti di sektor C dan D. Dan itu pun di titik-titik tertentu," imbuhnya.
Ipong mengaku, sebagai penanggungjawab pencarian korban, dirinya akan menyanggupi permintaan warga Desa Banaran, dengan memperpanjang waktu pencarian.
"Lha kalau itu sudah dipenuhi dan ternyata nggak ketemu juga, mungkin mereka sudah iklhas," terangnya. (Surya/Nuraini Faiq/Rahadian Bagus)