Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Semarak Ramadan

Makam Gus Miek, Pencipta Dzikrul Ghofilin Banjir Peziarah Selama Ramadan, Juga Dari Luar Negeri

Di bulan Ramadan, jumlah peziarah ke makan Gus Miek makin banyak. Mereka tak jarang juga menginap disana.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
SURYA/MOHAMMAD ROMADONI
Makam Gus Miek yang banyak dikunjungi para peziarah ini, berada di Dusun Tambak, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. 

Dikatakan Muslih, pada bulan ramadan ini makam Gus Miek selalu ramai dikunjungi peziarah. Mulai dari satu keluarga hingga para santri dari pondok di Karesidenan Kediri datang untuk mendoakan beliau.

"Para peziarah yang datang ke makam Gus Miek mencari barokah mengaji di makam sang Auliya'," ujarnya.

Disisi lain, Muslih bercerita Gus Miek semenjak dulu telah bermusyawarah bersama para ulama besar untuk membuat area makam untuk para ulama di Jawa Timur di Dusun Tambak.

Hal itu dasari adanya tiga makam penyebar islam yang berasal dari timur tengah. Ketiganya dipercaya sebagai penyebar islam di tanah jawa.

Mereka adalah, Syaikh Maulana 'Abdul Qodir Khoiri Bin Ismail Iskandariyah, Syaikh Maulana 'Abdullah Sholeh bin al istanbul, Syaikh Maulana Muhammad Herman Arruman.

"Makam itu berusia sekitar abad 13. Sebelum zaman Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, Wali Songo," jelasnya.

Baca: VIDEO - Menyusuri Jejak Islam Peninggalan Sunan Giri di Wilayah Gresik

Menurut dia, dimasa hidup Gus Miek sekitar tahun 1960 selalu berada di makam tersebut.

Oleh karena itu, di pemakaman tersebut dia ingin dijadikan sebagai area pemakaman para ulama.

Ulama yang dikenal suka berdakwa di kerumunan orang dan tempat-tempat maksiat inipun lantas menggagas,  bahwa tempat para makam ulama besar berada di Dusun Tambak.

Ditambahkan Muslih, alasan Gus Miek membuat makam disini yakni bersanding di area makam sepuh dari timur tengah membuat area makam disini selamanya.

"Keinginannya membuat 41 ulama menjadi satu disini," imbuhnya.

Imam Syafi'i (30), warga Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek mengaku, setiap datang bulan Ramadan, dia selalu meluangkan waktu untuk menginap di makam Gus Miek.

Kegiatan pondok Ramadan ini sudah dilakukannya sejak tahun lalu.

"Ini sudah yang kedua kalinya. Tahun lalu saya juga tinggal disini saat Ramadan," katanya, Sabtu (3/6/2017).

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved