Kampus di Surabaya
Gamelan Antarkan Seorang Dosen Teknik Elektro ITS Raih Gelar Profesor, Begini Penelitiannya
Berawal dari kecintaanya terhadap musik gamelan, Yoyon Kusnendar Suprapto telah mengembangkan gamelan secara digital.
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Berawal dari kecintaanya terhadap musik gamelan, Yoyon Kusnendar Suprapto telah mengembangkan gamelan secara digital.
Dirinya juga mencoba untuk membangkitkan kembali minat masyarakat pada alat musik gamelan.
Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menciptakan perangkat gamelan digital tersebut.
"Nama Gatoel adalah singkatan dari Gamelan toetoel (disentuh dan ditekan dalam bahasa Jawa)," ujar Yoyon dalam release yang diterima TribunJatim.com, pada Selasa Rabu (26/7/2017).
Berkat penelitiannya ini, Yoyon Kusnendar Suprapto berhasil dikukuhkan sebagai Profesor bidang Sistem Komunikasi Pengolahan Sinyal Digital.
Pengukuhan tersebut dilaksanakan di Graha Sepuluh Nopember ITS.
Pria yang akrab disapa Yoyon ini merasa bahwa minat masyarakat terhadap gamelan saat ini menurun.
Hat itu terjadi karena harga perangkat gamelan terbilang sangat mahal dan sulit untuk dibawa.
“Harga gamelan asli sangat mahal, sekitar Rp 25 juta sampai Rp 500 juta, sehingga tidak semua sekolah mampu membeli gamelan untuk memberi pelajaran pada siswa-siswanya,” tutur Profesor ke-117 di ITS Surabaya.
Hinga hal itu mendasari muncul ide bagaimana menjadikan gamelan mudah dibawa kemana pun dan murah bagi semua orang.
Dan melahirkan aplikasi bernama Gatoel, Gamelan Toetoel.
Gatoel saat ini sudah bisa di download di playstore secara gratis.