HUT Kemerdekaan RI
Gak Banyak yang Tahu, Ini Dia 6 Fakta H Mutahar, Pencipta Lagu 'Hari Merdeka'
H Mutahar yang memiliki nama lengkap Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar merupakan komponis musik Indonesia
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - "17 Agustus tahun 45
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka, nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia..,"
Siapa yang tak tahu lagu tersebut.
Lagu berjudul "Hari Merdeka (17 Agustus 1945)" merupakan lagu karya H Mutahar yang dirilis pada tahun 1946.
H Mutahar yang memiliki nama lengkap Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar merupakan komponis musik Indonesia untuk lagu kebangsaan dan anak-anak.
(Pertama Kali Dilakukan, KRI Dewaruci Gelar Upacara Kemerdekaan RI Bersama 20 Mantan Laksamana TNI AL)
Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah, 5 Agustus 1916 dan meninggal di Jakarta, 9 Juni 2004 pada usia 87 tahun.
Buat kamu yang belum tahu, musisi satu ini memiliki sederet fakta unik lho.
Dilansir dari Wikipedia dan berbagai sumber internet lain, simak ulasannya yuk!
1. Bekerja di Angkatan Laut
Mutahar mengecap pendidikan setahun di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada periode 1946-1947.
Pada tahun 1945, Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta.
Kemudian ia menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta pada tahun 1947.
Selanjutnya, ia mendapat jabatan-jabatan yang meloncat-loncat antar departemen.
(Dispendukcapil Kota Surabaya Tetap Layani Pengurusan e-KTP di Hari Kemerdekaan)
2. Menjadi Duta Besar RI
Puncak karier terbesar Mutahar adalah menjadi Duta Besar RI di Tahta Suci (Vatikan) pada tahun 1969 hingga 1973.
Ia diketahui menguasai paling tidak enam bahasa secara aktif.
Jabatan terakhirnya adalah sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri di tahun 1974.
3. Aktif Pramuka
Mutahar aktif dalam kegiatan kepanduan.
Ia adalah seorang tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, yakni gerakan kepanduan independen yang berhaluan nasionalis.
Ia juga dikenal anti-komunis.
Ketika seluruh gerakan kepanduan dilebur menjadi Gerakan Pramuka, Mutahar juga menjadi tokoh di dalamnya.
Namanya juga terkait dalam mendirikan dan membina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), tim yang beranggotakan pelajar dari berbagai penjuru Indonesia yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.
(Terhits! 6 Gunung Ini Sering Dijadikan Tempat Upacara Lho! Nomor 5 Ada di Jawa Timur, Mau ke Sana?)
4. Menjadi Ajudan Presiden
Mutahar sempat menjadi Ajudan Presiden Ir Soekarno.
Saat itu, Mutahar diberi tugas menyusun upacara pengibaran bendera ketika Republik Indonesia merayakan hari ulang tahun pertama kemerdekaan pada 17 Agustus 1946.
Menurut pemikirannya, pengibaran bendera sebaiknya dilakukan para pemuda yang mewakili daerah-daerah Indonesia.
Ia lalu memilih lima pemuda yang berdomisili di Yogyakarta (tiga laki-laki dan dua perempuan) sebagai wakil daerah mereka.
Pada tahun 1967, sebagai Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Mutahar diminta Presiden Soeharto untuk menyusun tata cara pengibaran bendera pusaka.
Tata cara pengibaran bendera pusaka disusunnya untuk dikibarkan oleh satu pasukan yang dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok 17 sebagai pengiring atau pemandu, kelompok 8 sebagai kelompok inti pembawa bendera dan kelompok 45 sebagai pengawal.
Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
(Sering Dipukuli Saat ke Toilet, Masa Lalu Binaragawan Ini Mengejutkan, Sosoknya Jadi Viral!)
5. Tidak Menikah
Dalam kehidupan pribadinya, Mutahar ternyata tidak menikah.
Namun ia mempunyai 8 anak semang (6 laki-laki dan 2 perempuan).
Sebagian merupakan ”serahan” dari ibu atau bapak mereka.
Ada pula bapak/ibu yang sukarela menyerahkan anaknya untuk diakui sebagai anak sendiri.
Semua sudah berumah tangga dan mempunyai 15 orang cucu, 7 laki-laki dan 8 perempuan.
(Tari Gandrung Banyuwangi Buka Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana)
6. Lagu Populer
Lagu ciptaan Mutahar yang populer adalah hymne "Syukur," dan mars "Hari Merdeka."
Karya terakhirnya "Dirgahayu Indonesiaku" menjadi lagu resmi ulang tahun ke-50 Kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan lagu anak-anak ciptaannya antara lain, "Gembira," "Tepuk Tangan," "Silang-silang," "Mari Tepuk," "Slamatlah," "Jangan Putus Asa," "Saat Berpisah," dan "Hymne Pramuka."