Idul Adha 2017
Bupati Bupati Madiun Kurban Sapi Brahman Rp 27 Juta, Wakil Bupati Tak Mau Kalah
Bupati dan Wakil Bupati Madiun saling 'bersaing' memberikan bantuan sapi kurban kepada masyarakat.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Meski dipakai salat Idul Adha, Masjid Agung Quba yang berada di kompleks perkantoran Pemkab Madiun di Caruban, tidak digunakan untuk kegiatan penyembelihan hewan kurban.
Bupati Madiun, Muhtarom tidak ingin terjadi kericuhan saat penyaluran daging, bila kegiatan penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung Quba. Sebab, kepengurusan masjid terbesar di Madiun ini belum lengkap.
Hal itu disampaikan Bupati Madiun, Muhtarom sebelum pelaksanaan salat Idul Adha di Masjid Quba, Mejayan, Jumat (1/9/2017) pagi.
"Karena hingga saat ini kelembagaan dan keamanannya belum lengkap maka tahun ini belum ada penyembelihan hewan kurban di Masjid Quba," ujarnya.
(Warga Surabaya Ramai-Ramai Buang Limbah Kurban ke Sungai, Ini Himbauan Risma)
Bupati dua periode ini mengaku khawatir, bila kegiatan pemotongan hewan kurban dipaksakan dilaksanakan, pengelolaan pembagian daging kurban dapat berujung kerusuhan.
Muhtarom tidak ingin pembagian daging hewan kurban di Madiun kacau seperti di daerah lain. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasinya pemerintah membagikan hewan korban hidup kepada tokoh masyarakat.
Misalnya, kepada kiai, pengelola pondok pesantren, dan panti asuhan. "Biar masyarakat sendiri yang menyembelih," jelasnya.
(Refresing Naik Bus, Gadis Tuna Wicara Berparas Cantik ini Malah Tersesat, Nasib Selanjutnya)
Pada perayaan Idul Adha tahun ini, Pemkab Madiun menyalurkan 17 ekor kambing kepada masyarakat.
Sementara itu, Muhtarom berkurban seekor sapi jenis Brahman seharga Rp 27 juta. Sapi diserahkan ke Pondok Al-Konaah, Desa Wonoayu, Kecamatan Pilangkenceng.
Sedangkan, Wakil Bupati, Iswanto juga berkurban sapi jenis yang sama dengan harga Rp 26 juta yang diserahkan ke Pondok Raudatul Talibin, Desa Sidorejo, Kecamatan Saradan.
Muhtarom berpesan agar masyarakat Kabupaten Madiun meningkatkan ketaatan kepada Tuhan dan merenungi kembali keteladanan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail yang telah teruji keikhlasan, kekuatan hati, dan ketaatan kepada Allah SWT. (Surya/Rahadian Bagus)