Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Belajar Otodidak, Bisnis Kaligrafi Unik Tukang Tambal Ban ini Maju Pesat Dalam Sekejap

Nekat menjalani peluang bisnis baru di bidang kaligrafi dengan model otodidak membuat pria ini malah meraih sukses luar biasa.

Penulis: Rorry Nurmawati | Editor: Mujib Anwar
SURYA/RORRY NURMAWATI
Bayu Putra Irianto, menunjukkan kaligrafi unik yang dibuatnya, di rumahnya di Desa Karangkedawang, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Kamis (5/10/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Melukis kaligrafi di atas kanvas, mungkin sudah biasa bagi sebagian orang.

Namun, bagaimana jika rangkaian huruf arab tersebut diukir di atas plastik alkrilik, dengan hiasan lampu LED.

Peluang bisnis inilah yang mulai ditekuni oleh Bayu Putra Irianto, sejak satu bulan terakhir.

Bermula dari coba-coba, pria yang merupakan warga Desa Karangkedawang, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini, mulai menjajal membuat di rumahnya.

Tanpa bantuan siapapun dan belajar secara otodidak, karya dengan ukuran 20x20 sentimeter mulai dilirik pasar. Hanya dalam kurun satu bulan, ia mulai kebanjiran order dari pembeli.

Motifnya pun bervariasi, mulai dari kaligrafi, grafiti hingga ukiran wajah, mulai laris manis.

(Bikin Ketagihan, Kerupuk Rambak Kulit Biawak made in Lamongan ini Laris Manis di Pasaran)

Berbekal keahlian pandai mensolder dan merakit lampu, pria 27 tahun ini mulai mencari aneka gambar diinternet. Seperti model hutuf hingga gambar pemandangan lainnya sebagai latar hiasan lainnya.

Dalam pembuatan kerajinan ini, bahan-bahan yang dibutuhkan sangat mudah didapatkan.

Seperti mika atau plastik alkrilik, lampu jenis LED, triplek, stenlis sebagai peyangga, cat dan beberapa bahan pendukung lainnya.

"Kalau alat pengukirnya, saya bikin sendiri," kata Bayu saat ditemui Surya.

Cara pembuatannya lanjut Bayu, pertama-tama membuat pola terlebih dahulu diatas kerta. Baru kemudian diukir di atas mika.

(Awalnya Jadikan Ayam Kalkun Penghasilan Tambahan, Wanita ini Malah Kuwalahan Layani Pesanan Hingga)

Setelah diukir, tahap selanjutnya dibersihkan dengan kain yang telah dibasahi dengan air. "Kalau sampai salah sedikit, mikanya harus ganti. Jadi harus benar-benar teliti," terangnya.

Minimnya peralatan yang memadai, suami dari Rike Febriani sampai menolak pesanan kaligrafi ayat kursi sepanjang satu meter.

"Saya tidak mau menjatuhkan nama baik, kalau sampai memaksakan orderan tapi minim peralatan yang memadai, takut mengecewakan," kata Bayu.

Kendati demikian, meski terbilang baru dalam menekuni bisnis ini, Bayu tak mematok harga mahal. Untuk ukuran 20x20 sentimeter, ia membandrol harga mulai dari Rp 100 ribu.

(Inilah Tampang Dua Bonek, Tersangka yang Akibatkan Dua Pendekar PSHT Tewas)

"Harganya fleksibel, tergantung dengan kerumitan masing-masingitu sudah termasuk lampu dan adaptornya," terangnya.

Dari semua koleksi yang pernah ia bikin, Kabupaten Sidoarjo paling banyak menjadi pemesan terbanyak. Mulai dari gambar grafiti maupun kaligrafi.

"Pemasarannya masih via online facebook, sama dari mulut ke mulut. Meskipun begitu, alhamdulillah masih ada pesanan," ungkap Bayu.

Sebelum menekuni bisnis ini, Bayu sendiri bekerja sebagai tukang tambal ban hingga saat ini, di daerah Balongbendo, Sidoarjo.

(Perampok dan Pemerkosa Wanita di Depan Suami Tertangkap, Astaga Pelakunya Ternyata . . .)

Jika sedang kebanjiran pesanan, Bayu akan mengerjakan seorang diri pada malam hari.

"Kalau dulu awal-awal buat bisa seharian, kalau sekarang sehari bisa nikin sampai empat frame," tandasnya. (Surya/Rorry Nurmawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved