15 Klub Liga 1 Ancam Mogok Main, Begini Sikap Tegas Pelatih Arema FC
Gonjang-ganjing jelang berakhirnya kompetisi Liga 1 terus mengemuka, setelah 15 klub resmi mengajukan protes kepada operator.
Penulis: Alfi Syhari Ramadana | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Gonjang-ganjing jelang berakhirnya kompetisi Liga 1 terus mengemuka.
Sebanyak 15 klub peserta Liga 1 resmi mengajukan protes kepada operator terkait keberlangsungan kompetisi.
Klub menuntut beberapa hal yang selama ini dirasa masih belum jelas. Setidaknya ada 15 aspek yang menjadi tuntutan klub.
Aspek tuntutan yang diajukan klub antara lain terkait transparansi sponsor hingga transparansi mengenai pembagian hak siar atau share televisi.
Bahkan klub mengancam untuk mogok bermain jika operator tidak memberikan kepastian terkait tuntutan tersebut.
(Jerman dan Inggris Pastikan Lolos ke Piala Dunia 2018 Berkat Kemenangan Penting ini)
Tentu saja hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku sepak bola. Terutama para pemain dan pelatih yang sebagian menggantungkan hidupnya dari dunia si kulit bundar.
Tentunya jika klub benar-benar mogok bertanding, pemain akan merasakan dampaknya.
Pelatih Arema FC, Joko Susilo angkat bicara terkait permasalahan tersebut.
Ia mengakui bahwa berharap ada jalan terbaik antara kedua belah pihak baik dari sisi klub dan juga operator.
(Lawan Persela Lamongan, Persipura Lebih Percaya Diri)
Sebab, jika kompetisi sampai terhenti, tentu pemain dan pelatih akan menjadi korban.
"Pasti ada jalan keluar atas adanya permasalahan tersebut. Kalau dikatakan terganggu tentu hal itu cukup mengganggu. Tetapi menurut saya pasti ada jalan keluar untuk penyelesaian masalah ini," bebernya Jumat (6/10/2017).
Pelatih asal Cepu itu tak menampik jika memang adanya gonjang-ganjing tersebut bisa mengganggu psikologis pemain.
(Inilah 17 Negara yang Siap Susul Jerman dan Inggris Lolos ke Piala Dunia 2018)
Sebab, sebagian besar dari para pemain menggantungkan hidupnya dati dunia sepak bola. Sehingga jika liga kembali berhenti tentu akan membuat pemain kehilangan pekerjaan.
"Permasalahan dihentikan atau tidak tentu nanti ada kesepakatan antara kedua belah pihak antara operator kompetisi dan juga klub. Kalau dari kami sebagai pelaku di liga, tentu berharap kompetisi bisa tetap berjalan lancar seperti di negara-negara lain," pungkasnya.
(Empat Laga Beruntun Gagal Menang, Sangat Tipis Peluang Argentina Lolos Piala Dunia 2018)
(Surya/Alfi Syahri Ramadana)