Gak Banyak yang Tahu, Inilah Alasan Tak Ada Kata 'Pemudi' dalam Sumpah Pemuda, Cewek Wajib Baca!
Ya, pada 28 Oktober 2017, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-89.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Berdasarkan buku resmi Panduan Museum Sumpah Pemuda, peserta kongres yang tercatat hanya ada 82 orang dari 700-an peserta.
Sedangkan peserta perempuan jumlahnya hanya dapat dihitung dengan jari.
(PS TNI Sering Kehilangan Konsentrasi di 45 Menit Terakhir Laga, Ini Tanggapan Pelatih Persegres)
2. Perempuan hanya berjumlah 6 orang

Dari 82 peserta yang tercatat, hanya ada enam perempuan.
Perempuan-perempuan tersebut yaitu Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari.
3. Kebebasan perempuan yang berbeda dengan sekarang

Dilansir dari Hipwee.com, minimnya kontribusi di zaman perjuangan dahulu diyakini karena adanya ketidakadilan pandangan.
Kesetaraan gender pun belum dijunjung tinggi seperti pada masa sekarang.
Hal ini bisa dilihat dari minimnya peran perempuan pada pidato yang terjadi di kongres kedua.
(H-4 Pernikahan, Intip 7 Foto Romantis Song Joong Ki dan Song Hye Kyo, Nomor 6 Bikin Patah Hati)
Dari enam perempuan yang disebutkan tadi, hanya tiga orang – Emma Poeradiredjo, Poernamawoelan, dan Siti Soendari – yang ikut menyampaikan pendapatnya lewat pidato.
Sebagian besar dari mereka mengajak perempuan terus ikut andil dalam upaya persatuan dan kesatuan Indonesia dalam rangka meraih kemerdekaannya.
Seperti yang ditulis penulis memoar ‘Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah Pemuda,’ Mardanas.
“Siti Soendari berbicara dalam bahasa Belanda yang diterjemahkan oleh Muhammad Yamin. Dia menanamkan bahwa rasa cinta tanah air terutama pada wanita harus ditanamkan sejak kecil dan bukan untuk pria saja,” tulis Mardanas.