Pengangguran di Bangkalan Tinggi, 'Karpet Merah' untuk Investor Tak Kunjung Disiapkan
Sebagai wilayah terdekat dengan Surabaya, Kabupaten Bangkalan ternyata tidak bisa menjadi kawasan penyangga perekonomian Jatim.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN - Sebagai wilayah terdekat dengan Surabaya, Kabupaten Bangkalan semestinya mampu menjadi kawasan penyangga perekonomian Jatim.
Namun Bangkalan malah menjadi kabupaten termiskin kedua di antara kabupaten/kota di Jatim kendati telah terhubung dengan Jembatan Suramadu.
Diresmikannya jembatan penghubung Pulau Madura dan Jawa oleh Presiden VI RI Susilo Bambang Yudhoyono di pertengahan tahun 2009 silam, memunculkan prediksi bahwa Madura khususnya Kabupaten Bangkalan akan menjadi tujuan investasi skala menengah dan besar.
Namun hingga sembilan tahun berjalan, Bangkalan masih minim investasi yang mampu menyerap tenaga kerja. Sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat Bangkalan.
"Sampai saat ini belum ada 'karpet merah' untuk menyambut investor yang mau investasi di Bangkalan," ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bangkalan Saleh Farhat, Minggu (21/1/2018).
Ia menjelaskan, kabupaten lain di Jatim dalam beberapa tahun berlomba-lomba menarik simpati para investor. Langkah itu sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
"Katakanlah ada 50 investor mulai membangun dan tumbuh. Setiap investor membutuhkan 10 ribu tenaga kerja. Jadi ada 500 ribu masyarakat yang bekerja di situ. Selesai sudah permasalahan di Bangkalan," jelasnya.
Menurutnya, problem yang terjadi di Bangkalan saat ini adalah tingginya tingkat pengangguran. Sehingga mendorong masyarakat berperilaku instan untuk mendapatkan uang.
"Lihat lah, angka kriminalitas dan peredaran narkoba masih tinggi. Ya karena masyarakatnya lapar, terdesak kebutuhan ekonomi. Untuk makan besok, cari hari ini," ujarnya.
Sejatinya, lanjut Saleh, Kabupaten Bangkalan mempunyai peluang dan potensi besar untuk bisa setara bahkan melebihi kawasan lainnya sebagai penyangga perekonomian Jatim. Seperti Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, dan Lamongan.
Bahkan, Bangkalan telah menyiapkan lahan seluas 3.940 hektare yang terhampar di lima kecamatan: Klampis, Arosbaya, Socah, Labang, dan Tragah.
Lahan seluas itu telah dipetakan sesuai peruntukannya; kawasan industri, pergudangan, pemukiman, dan pelabuhan peti kemas.
Selain itu, pipanisasi dari Water Treatment Plant di PDAM Sumber Pocong berbahan High Density Polythylene (HDPE) telah selesai dilakukan di sepanjang akses menuju Jembatan Suramadu.
Pipa itu dipasang untuk memenuhi pasokan air berkapasitas kurang lebih 800 liter per detik untuk Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Madura (KKJSM).
Bangkalan juga telah melakukan penambahan 10 trafo yang memiliki total daya 340 Mega Volt Ampere (MVA) ditambah transmisi 150 kilo Volt (kV).
Pengoperasian 10 Unit Transformator (trafo) Wilayah Jatim dan Groundbreaking Pembangunan Transmisi 150 kilo Volt (kV) Bangkalan-Gili Timur di Gardu Induk (GI) PLN Tangkel, Kecamatan Burneh telah diresmikan Gubernur Jatim H Soekarwo pada Juni 2016
"Tinggal mempercepat proses perijinan untuk para investor. Kasihan masyarakat, sudah sekolah tinggi tapi kebingungan mencari lapangan pekerjaan," paparnya.
Ia menambahkan, momen Pilkada Bangkalan 2018 ini merupakan ajang pertaruhan nasib masyarakat Bangkalan selama 5 tahun ke depan.
Menurutnya, situasi politik di Bangkalan saat ini tengah menggelorakan perubahan untuk menjadikan masyarakat dan Bangkalan pada umumnya ke arah yang lebih baik.
"Tergantung masyarakatnya, kalau mau bangkit dan berubah ya monggo, kalau tidak ya silahkan. Namun saya membaca ada peluang ke arah sana (lebih baik)," pungkasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Bangkalan, tercatat 3 Penanaman Modal Asing (PMA) skala menengah selama tahun 2016 dan 2017.
Dengan rincian, 2 PMA dari Korea di tahun 2016 berupa produksi Garam Bambu di Desa Pendabah, Kecamatan Kamal dengan nilai investasi sebesar Rp 12 miliar dan perusahaan dari Belanda yang bergerak di bidang pelatihan pekerja kapal pesiar di Bancaran.
Sedangkan satu PMA di 2017 yakni distributor es krim, PT Queen Ice Asia China dengan nilai investasi 1,143 juta Dolar atau setara Rp 15 miliar.
Plt Kepala PMPTSP Kabupaten Bangkalan Moh Hasan Faisol mengungkapkan, pihaknya telah berupaya maksimal mempromosikan secara offline maupun online terkait potensi investasi.
Bahkan, upaya emput bola melalui PSV (Pre Visibility Study) terkait industri kemaritiman juga telah dilakukan. Dikarenakan, pengembangan Bangkalan mengarah ke industri kemaritiman.
"Untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) ada 18 bidang usaha dengan serapan 1.750 tenaga kerja. Nilai investasi ril nya sekitar Rp 117 miliar," pungkasnya. (Surya/Ahmad Faisol)