Prostitusi Pelajar Masih Marak, Modus Operandinya Berubah, Dari Hanya Modal Lagu Hingga . . .
Masih maraknya prostitusi pelajar menjadi keprihatinan banyak pihak. Modus operandinya berubah dan makin berani.
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
Bukan saja melayani tamu, para pelajar ini juga menjadi simpanan hidung belang.
Penegak hukum dibantu LSM perlindungan anak kemudian melakukan upaya pemberantasan prostusi ini.
Polda Jawa Timur sempat menangkap dua orang perempuan yang mucikari pelajar. Satu di antaranya sedang hamil.
Sejak saat itu pelacuran pelajar seolah menghilang, tidak lagi terang-terangan seperti sebelumnya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung Winny Isnaeni mengatakan, segala upaya sudah dilakukan untuk pemberantasan prostitusi anak.
Cari Obat Nyamuk, Pria ini Malah Temukan Istrinya Ditiduri Saudaranya, Akibatnya Mengerikan
Namun sebenarnya fenomena ini tidak hilang, hanya saja mereka mengubah polanya.
“Tetap ada, hanya saja polanya yang sudah berganti. Nah, mencari dan menemukan pola baru mereka sekarang ini yang sulit,” terang Winny.
Pola gerak para pelaku ini yang sangat cepat dan terus berubah. Salah satunya, para pelajar nakal ini beralih menjadi pemandu lagu atau purel.
“Sering kali para pemangku kepentingan merancang strategi, jika sudah ada kasus yang terungkap,” tambah Winny.
Lanjutnya, fenomena prostitusi anak ini memang tidak lepas dari angka perceraian dan angka buruh migran.
Jelang Pernikahan Perut Sudah Hamil Besar, Irene dan Calon Suami Terkena Karma Gara-gara Kucing
Setiap kali angka perceraian naik, maka kasus seksual yang melibatkan anak juga turut naik.
Sedangkan keberadaan buruh migran turut menimbulkan masalah terkati pengasuhan anak.
Karena itu LPA dan pemangku kepentingan tengah menggalakkan “parenting” di tingkat desa.
“Tapi respon masyarakat juga buruk terhadap gerakan parenting ini. Biasanya mereka baru sadar, setelah anaknya jadi korban,” pungkas Winny. (Surya/David Yohanes)