Prihatin dengan Kasus Penyerangan Rumah Ibadah, Risma Ajak MUI Buat Gerakan 'Kembali ke Masjid'
Tri Rismaharini menilai, masjid menjadi salah satu tempat yang kerap disalahgunakan untuk menanamkan nilai radikal.
Penulis: Nurul Aini | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surabaya galakkan gerakan kembali ke masjid.
Hal tersebut dikatakan saat membuka acara Rakerda MUI di Gedung Sawunggaling Jalan Jimberto Surabaya, Rabu (14/2/2017).

"Saya agar dibantu, Masjid dihidupkan dengan kegiatan positif. Supaya tidak digunakan orang-orang tidak bertanggung jawab," kata Risma.
Risma menilai, masjid saat ini menjadi satu di antara tempat-tempat yang kerap disalahgunakan oleh kelompok tertentu untuk menanamkan nilai radikal.
Pada kesempatan tersebut, Risma turut menyinggung kasus oknum pengrusakan dan penyerangan sejumlah rumah ibadah beberapa hari terakhir.
(Aneh, 150 Warga di Tulungagung Batal Dapat Bedah Rumah, Padahal Sudah Bangun Pondasi)
Gerakan 'kembali ke masjid' yang digalakan dapat berupa kegiatan edukatif sederhana seperti cerita-cerita kehidupan nabi dan rosul.
Dengan cerita teladan tersebut anak muda dapat melihat seperti apa agama yang seharusnya, sebagaimana nabi, rosul dan sahabatnya yang kerap bersahaja dan mengayomi semua.
"Mengembalikan fungsi masjid. Karena kalau dimasuki itu bahaya. Kalau sudah ajaran yang nganggap paling benar," kata Risma.
Menurutnya, fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah melainkan juga untuk sarana pendidikan dan penanaman agama yang benar dan saling mengasihi.
Beberapa pekan ini, masyarakat Indonesia memamng digegerkan dengan kasus penyerangan terhadap sejumlah rumah ibadah.
Sebut saja penyerangan gereja di Sleman Yogyakarta pada Minggu (11/2/2018) lalu.
Ada juga Perusakan Masjid Baitur Rohim di Tuban pada Selasa (13/2/2018).
(Beberkan Temuan, MUI: Ada Masjid di Surabaya Untuk Aktivitas Seksual)