Pilgub Jatim 2018
Sapa Nelayan Lamongan, Khofifah Tertarik Efek Domino Cantrang Ikan
Kampanye perdana ketemu nelayan di Lamongan membuat Khofifah menyerap tentang cantrang untuk navigasi program yang diusung.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Hari pertama kampanye, Kamis (15/1/2018), Cagub nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa melakukan safari ke Kabupaten Lamongan.
Titik pertama yang dituju oleh Khofifah adalah Tempat Pelelangan Ikan Brondong. Lokasi ini merupakan tempat pelelangan ikan terbesar di Lamongan dan menjadi tempat supplier ikan baik untuk Jatim dan Indonesia.
Begitu datang ke sana, Khofifah diserbu oleh nelayan dan juga pekerja pemilah ikan yang mayoritas adalah perempuan.
Dialog dan mendengatkan keluhan di sana, dikatakan Khofifah, menjadi salah satu bentuk navigasi program yang ia dan tim lakukan.
"Kami ingin melihat, mendengar, memantau, mereka di sini yang selama ini menggunakan cantrang. Ini salah satu tempat strategis dan siginifikan produskinya untuk suplai ikan di Jatim dan Indonesia. Karena yang mereka ekspor itu juga siginifikan. Saya perlu tahu berapa gross ton (GT) cantrang yang ada di sini," ujar Khofifah.
Kampanye Perdana Pilgub Jatim 2018, Khofifah Pilih Sapa Nelayan Lamongan
Demi Navigasi Program, Khofifah Pilih Sowan Ke PW Muhammadiyah
Sebab berdasarkan dialog yang didapatkan Khofifah banyak masyarakat sekitar TPI yang mengeluh.
Misalnya warung disekitar TPI sempat sepi, lalu juga pekerja pemilah ikan yang kebanyakan perempuan harus berhenti karena banyak kapal cantrang yang tidak melaut. Salah satu sebabnya adalah karena regulasi operasionalisasi cantrang.
Dari dialog yang dilakukan ternyata cantrang yang digunakan di Brondong adalah cantrang dengan ukuran di bawah 30 GT.
Menurut Khofifah, harus ada kualifikasi khusus. Bahwa cantrang dengan ukuran 30 GT ke bawah pemiliknya adalah nelayan atau gabungan nelayan.
"Yang kita harus melihat adalah efek domino dari persepsi masyarakat termasuk di dalamnya pemilik cantrang. Di sini ternyata ada 80 cantrang, masing-masing cantrang kalau merapat, mereka akan menggunakan tenaga kerja rata rata 50 perempuan untuk memilah ikan," katanya.
Sendirian Sampaikan Visi-Misi Cabup Jombang, Subaidi Kirimi Fatihah Nyono yang Ditahan KPK
Terjerat Kasus Dana Bansos, Ketua DPRD Jember yang Politisi Gerindra Dijebloskan ke Penjara
Jika dihitung dengan adanya 80 cantrang di TPI tersebut, maka setidaknya ada sebanyak 4000 perempuan yang dipekerjakan di dalam proses pemilihan jenis, size, dan macam ikan yang ada di TPI.
"Tadi saya tanya solarnya gimana, lalu juga tentang kapasitas cantrang di sini, yang ternyata masih di bawah 30 GT. Itukan masih di bawah toleransi untuk terus dioperasionalkan," ulas Khofifah.
Maka, lanjut mantan Menteri Sosial ini, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana membangun rasa keadilan dan kesejahteraan bagi mereka nelayan dan mereka yang ada area dari lingkungan proses nelayan dan bergantung di sana untuk menyambung hidup.
Termasuk warung dan juga para pekerja perempuan pemilah ikan.
"Nah sekarang soal kualifikasi. Kalau kualifikasinya 30 GT ke bawah, itu masih pada batas toleransi untuk bisa melaut. Yang selama ini dipermasalahkan kalau pakai kapal yang besar-besar, mereka ada yang pakai trol yang bisa membuat biota laut ikut terjaing," jelasnya.
Diajak Praktek di Kolam Pancing, Ketua Yayasan SMK Pamerkan Pantat Siswinya dan Sering Cabuli Murid
Demi Cinta dan Karir, 3 Wanita Beri Mahar Ratusan Juta ke Dukun Lamongan, Malah Berantakan
Oleh sebab itu, kata Khofifah, hal ini penting untuk bisa terus menjadi bahan navigasi program.
Dengan harapan, jika ikut melihat dan mendengar apa yang dikeluhkan dan menjadi masalah masyarakat bisa dicarikan solusi.
Menurut Khofifah, butuh membangun simbiosis mutualisme, dalam kerangka dimana regulasi yang ada menjawab kebutuhan masyarakat dan tanpa merusak biota laut dan lingkungan.
"Kalau mereka ini dalam posisi cantrang 30 GT ke bawah, tidak masuk dalam apa yang selama ini dipersoalkan Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan). Kita bisa melihat ketika masyarakat kemudian pendapatannya bisa hidup kembali jika cantrang ini berfungsi, karena di sini 30 GT ke bawah," tegasnya. (Surya/Fatimatuz Zahroh)