Go Hijrah Surabaya Sarankan Agar Penderita Keloid Urungkan Niat untuk Hapus Tato, Ini Alasannya
Jenis dan kualitas kulit seseorang ternyata mampu mempengaruhi luka yang ditimbulkan saat membuat maupun menghapus tato.
Penulis: Pradhitya Fauzi | Editor: Alga W
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jenis dan kualitas kulit seseorang ternyata mampu mempengaruhi luka yang ditimbulkan saat membuat maupun menghapus tato.
Ketua Komunitas Go Hijrah Surabaya, Muhammad Iqbal Firdaus (38) mengatakan, bekas luka yang ditimbulkan dari seseorang saat penghapusan tato tergantung kulit orang itu sendiri.
Pasalnya, bila menemukan keloid di kulit pasiennya, maka Iqbal akan memutuskan untuk menghentikan penghapusan tato yang menggunakan laser tersebut.
Digelar Mewah, Intip Foto-foto Pernikahan Selebgram Tasya Farasya, dari Pengajian Hingga Resepsi
Perlu diketahui, keloid merupakan pertumbuhan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan di kulit yang terdalat bekas luka.
Bila normal, saat kulit terluka, akan terjadi proses penyembuhan dan di masa itulah jaringan fibrosa, atau yang sering disebut jaringan ikat, terbentuk di atas luka guna memperbaiki dan melindungi luka, tidak berfungsi semestinya.
"Bila pertama kali muncul keloid, kami sarankan tidak dilanjutkan, di stop saja, kalau dilanjut makin banyak keloidnya!," seru Iqbal.
Tulisan Haru Renata Pasca Tertangkapnya Fachri Albar Banjir Dukungan Netizen, Badai Pasti Berlalu
Menurut Iqbal, bila mengalami kondisi tersebut, proses pengembalian kulit normal akan membutuhkan waktu lama.
Yang ada, kulit malah membekas, menghitam, dan menggumpal.
"Yang ada malah jelek, itu sudah genetiknya," tuturnya.
"Syukurnya dari 150 orang yang daftar, belum ada yang keloid, cuma berdarah," bubuh pria asal Kulang Krajan, Surabaya, ini, Senin (19/2/2018).
Ia menambahkan, berdarah menandakan kulitnya lebih tipis dari orang umumnya, namun bukan berarti kulit tipis mengalami keloid.
Misteri Ida Ayu, Ibu Biologis Soekarno, Benarkah Hubungannya dengan Sang Proklamator Tidak Dekat?
Lalu, bagaimana cara mantan jurnalis Harian Surya itu belajar menghapus tato, sedangkan dirinya tak memiliki keahlian dalam hal tersebut?
"Pada waktu itu, pertama kali kami memang di supervisi sama Dokter Titis Spesialis Kulit, untuk treatment awal juga di-training, tidak ada kursus tertentu kok," paparnya.
Iqbal mengatakan, ada delapan pekerja yang bertugas sebagai eksekutor di Komunitas Go Hijrah.
"Totalnya ada delapan eksekutor penghapusan tato, dua cewek dan enam cowok, awalnya 10 orang, ada yang angin-anginan juga, maklum lah," imbuhnya.
Cara Cepat Hilangkan Lemak di Perut, Lengan, dan Punggung dengan Baking Soda
Untuk obat pereda sakit (bius) yang digunakannya pun cukup sederhana, hanya menggunakan anastesi lokal, bius kulit dengan cara dioles.
Dari sejumlah pasien yang telah ditangani, Iqbal mengatakan ada yang mengaku sakit saat penghapusan tato dibanding membuat tato, bahkan ada juga yang sebaliknya.
"Tergantung orangnya sih, kalau saya kan nggak ikut merasakan," tutupnya lalu tertawa.
Fakta-fakta Roro Fitria Ditangkap Polisi, dari Jenis Narkoba yang Diduga Dipakai Sampai Barang Bukti