Manisnya Usaha Martabak 'Manis Horee' Khas Indira Sumenep
Teknologi Industri, Universitas Negeri Malang tersebut memiliki usaha “martabak manis Horee” yang banyak digemari masyarakat Sumenep, Madura.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SUMENEP - Terinspirasi dari banyaknya aneka martabak saat di tempat kuliah, Indira Agustin (23), iseng membuat martabak.
Apalagi di Sumenep waktu itu (Oktober, 2016) belum ada yang jual martabak aneka toping.
Buah hasil ketekunan tersebut, kini alumni Prodi Tata Boga, Jurusan Teknologi Industri, Universitas Negeri Malang tersebut memiliki usaha “martabak manis Horee” yang banyak digemari masyarakat Sumenep, bahkan Madura.
Awal membuat tidak langsung berhasil. Butuh banyak percobaan untuk mendapatkan komposisi martabak terbaik. Saat masa percobaan, Indira kerap minta keluarga untuk menjadi tester dan memberikan saran masukan.
Baca: Dua Kampanye Ini Tidak Boleh Asal Dilakukan Cabup - Cawabup Bojonegoro
“Harus percobaan hingga 18 kali mas, baru dapet komposisi pas,” terang Indira saat ditemui Surya di rumahnya, Jalan KH Wachid Hasyim Gang X, Kolor, Sumenep, Senin (19/2/2018) pagi.
Indira menambahkan, pada masa percobaan tersebut salah satu keluarga iseng mengunggah martabak buatan Indira di grup FB Kuliner Sumenep, padahal belum resmi dibuka.
“Hari itu juga langsung ada pesanan sebanyak 18 kotak,” tutur perempuan hobi memasak tersebut.
Kini, setiap hari Indira kebanjiran pesanan.
Baca: Perangi Kampanye Hitam dan Dongkrak Suara Gus Ipul-Mbak Puti, BMI Jatim Bentuk Unit Cyber Media
“Tidak pernah sepi, tiap hari selalu ada pesanan, hanya jumlahnya saja yang tidak tetap,” terang Indira.
Menurutnya, pesanan martabak paling banyak pada saat momen-momen tertentu.
“Pesanan banyak waktu lebaran, tahun baru, atau hari ibu, bahkan waktu hari ibu satu hari ada 130 pesanan,” tutur Indira.
Produksi sahari-hari, Indira dibantu seorang pekerja.
“Kalau dikerjakan sendiri, tidak nutut mas, apalagi waktu pesanan banyak,” tutur Indira sambil tersenyum.
Produksi martabak Indira tergantung pesanan, kebanyakan pesan secara online di IG (horeemartabakmanis)/FB/BBM/WA.
Pemesanan juga tergolong cepat, 30 menit dari pesan, martabak sudah bisa diambil.
“Kalau langsung buat takutnya tidak sesuai dengan selera pembeli,” tutur Indira.
Awal pembuatan, hanya 18 toping, sekarang sudah terdapat 22 pilihan toping. Toping tersebut bisa di mix sesuai selera.
Harga martabak tergantung toping, karena harga toping sudah termasuk martabak.
Baca: Kisah Cinta Tommy Kurniawan dan Istrinya Lisya Nurrahmi, Jalani Taaruf hingga Berakhir di Pelaminan
“Misal martabak mini paketan, isi 9 harga Rp 30 ribu, toping bisa pilih sesuai selera,” terang Indira.
Harga setiap toping antara Rp 3-4 ribu rupiah. Selain toping, juga bisa dibuat karakter, bahan dasar karakter dari cokelat.
“Biasanya dibuat untuk ulang tahun atau perayaan tertentu mas,” tambahnya.
Toping paling banyak disukai, Greentea, Orea, dan Keju.
Selain toping, Indira juga menyediakan banyak jenis martabak. Martabak model pizza, martabak mini, reguler (dilipat), premium, paket jumbo (model karakter).
“Harus pinter-pinter inofasi mas, biar konsumen tidak bosen,” tutur Indira.
Baca: Khofifah-Emil Wakili Kaum Milenial, Danang DA2: Mereka Saling Melengkapi
Pembeli martabak manis buatan Indira tidak hanya di area Sumenep saja, tapi juga Madura.
“Luar Madura juga ada, biasanya kalau pas ke Sumenep mereka beli, sering dibawa keluar kota juga kok mas, buat hantaran,” terangnya.
Lama penyimpanan, martabak buatan Indira bisa bertahan hingga 1,5 hari (suhu ruang).
“Kalau ditaruk di kulkas (dalam wadah kedap udara), bisa sampai tiga hari mas,” terang Indira.
Produksi martabak Indira bukan tanpa kendala, menurutnya, kendala terbesar adalah tersedianya bahan baku.
“Misal cokelat greantea, di Sumenep jarang, harus beli di Malang,” tutur Indira.
Berkat ketekunannya tersebut, kini Indira meraup omset hingga Rp 1-1,5 juta rupiah setiap bulannya.
Kedepan Indira berkeinginan untuk membuat kedai khusus martabak, sehingga pembeli bisa langsung memakan martabak ditempat secara langsung.
“Pembeli sudah pada nanyak mas, mohon doanya semoga bisa terwujud,” harap Indira sambil tersenyum. (Khairul Amin).