Pilgub Jatim 2018
Ketemu Kader Nasionalis, Puti Guntur Soekarno Menangis Ingat Sang Kakek
Puti Guntur Soekarno menangis sesenggukan saat bertemu kader nasionalis di Malang.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno bertemu dengan relawan pendukungnya, Relawan Nasionalis Malang (RNM), Kamis (22/2/2018) di Malang.
Anggota relawan tersebut merupakan masyarakat dari kalangan nasionalis yang juga pecinta Presiden RI pertama, Ir Soekarno.
Puti pun diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan atas adanya dukungan dari para relawan tersebut.
Berbicara di depan para relawannya, Puti pun tak kuasa membendung air matanya. Ia terlihat berkaca-kaca, kala mengenang Bung Karno yang juga kakeknya tersebut pasca turun dari presiden.
Puti mengatakan, bahwa selepas rezim Bung Karno tumbang oleh orde baru, keluarganya merasa terasingkan.
Banyak fasilitas yang seharusnya didapat keluarga mantan pemimpin negara, justru tak bisa mereka gunakan.
Dia mencontohkan kala neneknya, seorang mantan Ibu Negara yang juga istri Bung Karno, Fatmawati, mengantarnya ke sekolah hanya dengan mengendarai angkutan umum.
"Jangankan menggunakan kendaraan pribadi yang mewah. Saat itu, saya harus diantar ke sekolah nenek saya mengendarai bajaj. Saya ingat benar," cerita Puti yang mulai meneteskan air mata.
Namun, bagi keluarga Bung Karno hal tersebut merupakan perwujudan perjuangan rasa cinta tanah air yang harus dijalani dengan ikhlas.
"Namun, semuanya kami jalani dengan ikhlas. Sebab, saya tahu, di dalam hati dan jiwa, bahwa kesabaran cinta terhadap tanah air, merupakan kebesaran dalam jiwa Bung Karno," urainya.
Dengan semangat rasa cinta tanah air yang sama inilah, kandidat yang akan berpasangan dengan calon gubernur Jatim, Saifullah Yusuf ini akhirnya berani turun di pemilihan gubernur Jatim.
"Ini bukan sekadar kemenangan dan kekalahan di pilkada. Hal terpenting yang ditegaskan oleh Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri), dari kemenangan itu adalah bagaimana bisa merajut kembali merah putih," tegasnya.
Tak hanya Puti, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan, Ahmad Basarah yang ikut mendampingi Puti pun ikut meneteskan air mata kala ia mendengarkan cerita Puti.
Sebelumnya, Basarah yang juga memberikan sambutan di acara tersebut, juga sempat meneteskan air mata.
Basarah terdengar terbata-bata kala menjelaskan beratnya ia menerima tugas dari partai sebagai ketua pemenangan pasangan Gus Ipul-Puti untuk internal partai.
"Mohon maaf, saya agak terbawa suasana. Sebab, bagi saya tugas ini penting dan berat sekali. Saya mengawal figur, yang ada nama 'Soekarno' di belakangnya. Ini bukan sekadar tugas bagi saya, namun juga kehormatan," ujar Basarah.
Namun pihaknya yakin, bahwa dengan adanya bantuan kalangan nasionalis dan juga pecinta Bung Karno yang masih banyak di Jatim, tugas tersebut bisa ia laksanakan dengan baik.
"Kita bisa bayangkan kalau seorang cucu Soekarno mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur di Jawa Timur, dimana Bung Karno dilahirkan, dan Bung Karno dimakamkan, maka saya yakin akan banyak para Loyalis yang setia. Maka kita yakin, kami pasti menang," pungkasnya. (Surya/Bobby Koloway)