Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Perjalanan Hidup Katsuko Saruhashi yang Menginspirasi, Si 'Pengamat Hujan' yang Sukses dari Lamunan

Ilustrasi Katsuko Saruhashi tampil dalam Google Doodle hari ini. Sosoknya digambarkan sebagai peremuan yang berdiri dengan latar belakang laut.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Ilustrasi Tribunnews/Bobby Wiratama
Katsuko Saruhashi tampil dalam Google Doodle hari ini, Kamis (22/3/2018). 

Ia lulus dari Imperial Women's College of Science, yang dulunya bernama Toho University pada tahun 1943.

3. Karir setelah lulus

Setelah lulus, ia bergabung dengan lembaga riset Meteorological Research Institute yang merupakan bagian dari Japan Meteorological Agency.

Tahun 1950, ia mulai mempelajari kadar karbondioksida di laut.

(Dulu Dilindungi, Badak Putih Utara Sudan Disuntik Mati, Respons Mike Lewis Bikin Netizen Ikut Sedih)

Kala itu, senyawa kimia tersebut belum dianggap penting, dan Katsuko Saruhashi pun mengembangkan sendiri metode pengukurannya.

4. Kontribusi di dunia geokimia

Katsuko Saruhashi adalah orang pertama yang secara akurat mengukur konsentrasi asam karbonat dalam air berdasarkan suhu, tingkat pH, dan klorinitas.

Penelitannya ini pun menghasilkan rumusan klasifikasi 'Tabel Saruhashi' yang terbukti sebagai metodologi yang sangat berharga bagi para ahli kelautan di seluruh dunia hingga sekarang.

(Tak Hanya Guillermo Haro, Inilah 4 Astronom Hebat dan Terkenal di Dunia yang Wajib Kamu Tahu!)

Dilansir dari TribunSolo, ia juga mengembangkan teknik untuk melacak perjalanan kejatuhan radioaktif yang melintasi samudera.

Teknik yang ditemukan Saruhashi ini pun ikut andil sebagai faktor pembatasan eksperimen nuklir di samudra pada tahun 1963.

Katsuko Saruhashi
Katsuko Saruhashi (amazon.com)

Sepanjang karirnya di dunia geokimia yang mencakup 35 tahun, Saruhashi meraih begitu banyak penghargaan karena kontribusinya.

Ia pun menjadi wanita pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Ilmu Pengetahuan Jepang pada tahun 1980, dan wanita pertama yang mendapat penghargaan Miyake Prize untuk bidang geokimia pada tahun 1985.

(Ucapkan Kalimat Tak Pantas Saat Siaran Langsung, Perilaku Buruk WANNA ONE Bikin Netizen Kecewa Berat)

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved