Liga Indonesia
Zaenuri Dianggap jadi Biang Kegagalan Arema FC Raih Poin Penuh, Gethuk Pasang Badan
Arema FC harus puas hanya bermain imbang 2-2 saat menghadapi Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan,Malang, Sabtu (24/3/2018).
Penulis: Alfi Syhari Ramadana | Editor: Yoni Iskandar
Laporan wartawan TribunJatim Alfi Syahri Ramadana
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Arema FC harus puas hanya bermain imbang 2-2 saat menghadapi Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan,Malang, Sabtu (24/3/2018). Hasil itu cukup mengecewakan bagi Arema FC.
Apalagi sejak awal tim Singo Edan memang mengincar kemenangan atas Mitra Kukar.
Usai hasil imbang tersebut, banyak kalangan menilai bahwa pemain Arema FC bermain buruk.
Bahkan tak jarang pemain menjadi sasaran kambing hitam. Salah satu pemain yang dinilai menjadi biang hasil seri itu adalah Zaenuri.
Baca: Maya, Berbekal HP Mampu Lumpuhkan Pemalak Driver Online
Masuk dipertengahan babak kedua menggantikan Purwaka Yudhi justru membuat Zaenuri mendapat sorotan.
Pasalnya ia dinilai gagal mengawasi pergerakan striker Mitra Kukar, Fernando Rodriguez Ortega.
Hasilnya striker Mitra Kukar itu mampu menceploskan dua gol hanya dalam tempo 8 menit pada akhir pertandingan.
Mantan pemain Perseru Serui itupun dinilai menjadi biang dua gol Mitra Kukar.
Namun demikian, pelatih Arema FC, Joko Susilo tidak mau menyalahkan anak asuhnya.
Ia menyebut bahwa dua gol Mitra Kukar bukan murni kesalahan seorang Zaenuri tetapi seharusnya menjadi tanggung jawab kolektif.
Karena ada proses rangkaian serangan yang gagal diantisipasi oleh lini belakang Arema FC.
"Gol tersebut terjadi bukan karena kesalahan satu pemain saja. Sebab, ada proses sebelum terjadinya gol tersebut. Semua harus mengerti dan coba melihat proses golnya. Jangan lalu memfonis bahwa gol tersebut merupakan kesalahan pemain A atau B," ucapnya usai pertandingan.
Baca: Diam-diam Gandakan Kunci Motor Teman Kos, Pria Asal Ngagelrejo Surabaya Dicokok Polisi
Pelatih yang akrab disapa Gethuk itu menambahkan bahwa memang sebenarnya gol tersebut tidak perlu terjadi andai pemain lebih sigap. Sebab, proses terjadinya gol bukan karena permainan yang sulit diantisipasi.
Tetapi karena memang pemain masih belum rileks dalam permainan yang menyebabkan kesulitan.
"Dua hari terakhir sebelum pertandingan kami sudah latihkan antisipasi bola-bola crossing seperti itu. Tetapi karena masih terjadi gol, tentu ini ada yang salah. Mungkin instruksi saya kurang jelas saat latihan, atau mungkin juga kurang detail. Yang jelas kami memohon maaf atas hasil seri ini," tutupnya.