Detik-detik Warga Saksikan Longsor di Puncak Bogor, Tanah Bergeser, Retakan Kaca hingga Kepanikan
Insiden longsor terjadi di Puncak Pass tepatnya di dekat perbatasan Kabupaten Bogor dan Cianjur.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Edwin Fajerial
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM - Jalur puncak Kabupaten Bogor kembali dilanda longsor, Rabu (28/3/2018) malam.
Informasi yang dihimpun TribunnewsBogor.com, insiden longsor terjadi di Puncak Pass tepatnya di dekat perbatasan Kabupaten Bogor dan Cianjur.
Bahkan, akibat longsor tersebut Satlantas Polres Bogor malam ini kembali menutup jalur puncak.
Topik 'Longsor Puncak' masuk dalam trending Google Indonesia, Kamis (29/3/2018).

Kasat Lantas Polres Bogor, AKP Hasby Ristama mengatakan bahwa pergeseran tanah terjadi sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut AKP Hasby, penutupan dilakukan dari mulai Gunung Mas hingga Ciloto saat ini ditutup kembali untuk sementara.
"Akibat ada longsor, untuk sementara kami tutup dulu, (Jalur Puncak) dari Gunung Mas hingga Ciloto ditutup," ujar Hasby, Rabu (28/3/2018) malam, dikutip dari TribunBogor.
Lebih lanjut ia mengatakan, waktu penutupan sendiri masih belum dapat dipastikan sampai kapan karena masih dalam kajian tim ahli jalan Kementerian PUPR.
Ia juga menghimbau kepada pengendara yang hendak melintas kawasan Gunung Mas hingga Ciloto untuk melintasi jalur alternatif.
"Dari titik itu sudah clear. Kami menyarankan agar masyarat yang menuju Cianjur mengunakan, Cibubur Cilengsi, Jonggol, dan Cariu dengan jarak 86 Kilometer," ungkapnya.
Peristiwa longsor itupun terekam oleh video amatir.
Video tersebut saat ini sudah beredar luas di sejumlah grup Whatsapp.
Kesaksian Warga
Sebelum terjadinya longsor susulan di Puncak Pass yang membuat Jalur Puncak Gunung Mas - Ciloto ditutup, Rabu (29/3/2018), pergerakan tanah rupanya sudah disadari oleh warga.
Pergerakan tanah di lokasi longsor di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur tersebut dirasakan warga sejak satu hari sebelumnya.
Menurut warga pemilik warung di Rest Area yang tak jauh dari lokasi longsor, Agun (44), sehari sebelumnya, Selasa (27/3/2018), menurutnya tanah didapati sudah bergeser secara perlahan walau menurutnya cuaca saat itu tidak hujan sama sekali.
"Satu hari sebelumnya udah gitu, udah gerak tanahnya dikit-dikit, saat itu gak hujan, udah tiga hari gak hujan," ujarnya Kamis (29/3/2018), dikutip dari TribunBogor.
Ia mengatakan bahwa ketika pergeseran tanah semakin parah, ia mendengar retakan kaca vila yang ada di sekitar lokasi longsoran.
Lanjut dia, peristiwa itu terdengar sekitar pukul 20.00 WIB, Rabu (28/3/2018) malam hingga akhirnya tanah bergeser meninggalkan kubangan cukup besar di tebing Jalan Raya Puncak.
"Saya denger retakan kaca malem itu, ada empat vila yang kena, tapi gak ada korban, vila udah dikosongin karena udah tahu kan tanahnya udah gitu sehari sebelumnya," ungkapnya.

Sementara itu, sebanyak 30 warga Kampung Babakan Ngantay merasakan getaran yang cukup kuat saat terjadi longsoran tanah, malam kemarin.
Lokasi rumah yang berada di bawah lokasi longsoran tanah membuat mereka panik dan berhamburan keluar rumah.
Seorang warga, Nengsih (24) mengatakan saat kejadian berlangsung ia sedang tertidur.
"Saya dibangunkan oleh sodara dan semua di luar berteriak untuk segera mengungsi ke tempat yang aman khawatir ada longsoran susulan," kata Nengsih, Kamis (29/3/2018).
Ia mengatakan, di luar puluhan warga sudah naik dan berada di kawasan lapangan parkir.
"Saya melihat beberapa warga ada yang mengemas barang-barang berharga untuk kemudian dibawa keluar rumah," kata Nengsih.