Meski Sepi Order, Rozi Sang Pengrajin Emas Asal Tempeh Lumajang Tetap Berkarya
Rozi adalah pria yang berasal dari dusun Umbulsari, kecamatan Tempeh, Lumajang ini tetap berusaha eksis berkarya dan menekuni profesinya.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Meski digempur dengan keberadaan toko emas yang merajai pasaran dan mengancam eksistensinya. Tidak membuat Rozi (35) menyudahi profesinya sebagai pengrajin emas dengan menyerah.
Rozi adalah pria yang berasal dari dusun Umbulsari, kecamatan Tempeh, Lumajang ini tetap berusaha eksis berkarya dan menekuni profesinya.
Dengan lapak sederhananya, Rozi tidak sekalilun mengeluh walaupun orderan dari pembeli ia rasa sepi akhir - akhir ini.
Pria paruh baya kelahiran tahun 1983, ini mengaku sudah menjalani profesi membuat desain kalung atau pun cicin sesuai permintaan pemesan, yang biasa orang menyebutnya "kemasan" selama 25 tahun belakangan ini.
"Sudah lama tenan mas, saya kelahiran 1983, saya sudah 25 tahun, masih kecil saya sudah belajar jadi pengrajin ini, sampai sekarang meskipun banyak toko emas, ya alhamdulillah masih ada saja orang yang pesan ke saya tetap semangat saya. Ramenya ya cuman waktu mau hari raya itu mas," terang Rozi saat ditemui sedang mengerjakan pesanan di lapaknya yang berada di Pasar Baru Kencong, Jember (31/3/2018).
Baca: Blak-blakan soal Operasi Plastik, Dewi Sanca Ungkap Dirinya Hamil di Luar Nikah, Pacarnya Selingkuh?
Ia menerima pesanan dari orang yang habis membeli emas yang ingin mendesain ulang desain cincin atau kalungnya.
Dengan bermodal alat yang ia sebut kempusan mata las dan 2 buah cawan ukuran 20cm. Rozi melebur sebuah Emas Murni hingga 10 menit.
Ketika sudah di lebur api hingga panas 300 hingga 500 derajat celcius, jadilah sebuah bentuk menyerupai air berwarna merah panas.
Kemudian Rozi mencapit cawan untuk dimasukan air raksa untuk mencuci. Dari situlah tahap emas masih tidak berbentuk hingga menjadi bentuk bulat. Tidak sampai disitu saja, setelah itu ia harus mengambil tang penjepit.
Rozi memukul berulang - ulang di atas balok kayu dan jadilah sebuah batangan emas kecil siap di bentuk menurut pemesanan konsumen yang mendatangi lapaknya.
Rozi sendiri mengaku sampai sekarang ini, yang masih bertahan membuka jasa "kemasan" di lokasi kecamatan Kencong hanya tersisa 2 orang. Mereka berasal dari daerah yang sama yaitu kecamatan Tempeh, Lumajang.
Penyebab sepinya order akhir-akhir ini, Rozi menuturkan dikarenakan memang permintaan pesanan ramai menjelang bulam ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca: Mobil Box L300 Diparkiran Rumah Kos Pacet Mojokerto Digondol Pencuri
"Biasanya pemesanan naik saat bulan puasa sama pas mau idul fitri mas. Hari biasa saya hanya 1 buah cincin saat bulan ramadhan kerjakan hingga 2 sampai 3 hari. Melihat tingkat kesulitan dan permintaan pemesan mas," terang Rozi.
Rozy mematok tarif hanya 30ribu rupiah tergantung tingkat kesulitan dari pemesan. Meski tidak mematok tarif tinggi Rozi tetap bersyukur atas apa yang diperolehnya.
"Ya segini ini hanya 30ribu mas saya gak matok mahal asal pembeli ada, tetep bersyukur mas," pungkasnya. (ew)