UNBK SMK dan SMA
MA Ash Shomadiyah Tuban Sebut Negara Tidak Hadir Saat UNBK, Ini Alasannya. . .
Madrasah swasta di Kabupaten Tuban mengaku berat untuk melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Penulis: M Sudarsono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Madrasah swasta di Kabupaten Tuban mengaku berat untuk melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Bukan tanpa sebab, pihak Madrasah merasakan ketidakhadiran negara dalam pembiayaan atau pengadaan perangkat komputer.
Sedangkan pemerintah mewajibkan tahun ini harus dilaksanakan ujian berbasis komputer secara serentak.
Kepala MA Ash Shomadiyah, Riza Shalihuddin Habibi mengatakan, pemerintah cenderung tidak adil dalam pelaksanaan UNBK, khususnya madrasah.
Pasalnya, madrasah tidak diberikan bantuan sedikitpun untuk pengadaan perangkat komputer. Sehingga mau tidak mau, pihak sekolah harus membeli dengan merogoh saku lebih dalam.
Baca: Merawat Tradisi, Siswa Madrasah Di Tuban Minum Air Keteguhan Sebelum Kerjakan UNBK
"Ini saya beli sendiri, sebanyak 16 unit komputer," ujar Riza saat ditemui di madrasah miliknya, di Kelurahan Kingking, Kecamatan Tuban, Selasa (10/4/2018).
Dia menjelaskan, untuk pengadaan satu unit komputer saja nilainya sekira Rp 3 juta.
Jadi, jika dikalikan sebanyak 16 unit maka hasilnya akan mencapai puluhan juta.
Baca: Ngamar Bareng 2 Pria Sekaligus, Wanita Ini Kena Gerebek, Polisi Ungkap Fakta Memilukan Korban
Tentu saja ini menjadi beban, namun mau tidak mau pasti akan dilakukan oleh Madrasah, karena negara sudah mewajibkan.
"Disinilah yang kita sebut negara tidak hadir, untuk 15 komputer saja sudah menghabiskan Rp 45 juta, belum server dan lainnya. Beda dengan ujian kertas dulu yang disediakan anggaran oleh pemerintah," pungkasnya.(nok)