Pilgub Jatim 2018
Desa Kayen di Trenggalek Jadi Pemicu Debat Emil dan Mbak Puti, Gini Penjelasan Kepala Dinas Setempat
Warga Desa Kayen, Trenggalek, yang menderita stunting atau balita gagal tumbuh, menjadi tema yang memicu perdebatan panas Puti dan Emil
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perdebatan seru antara Cawagub Jatim nomor urut satu, Emil Dardak dengan Cawagub Jatim nomor urut dua, Puti Guntur Soekarno terjadi di Debat Kandidat pertama Pilgub Jatim 2018, Selasa (10/4/2018) malam.
Dalam debat tersebut, Desa Kayen, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, yang menderita stunting atau balita gagal tumbuh, menjadi tema yang memicu perdebatan panas tersebut.
Mbak Puti menanyakan bagaimana hal tersebut bisa terjadi pada Trenggalek yang mulai tahun 2015 dipimpin oleh Emil.
“Saya mengunjungi Desa Kayen 2 April 2018, selepas siang,” kata Puti Guntur, Selasa (10/4/2018).
Baca: VIDEO: Meriahnya Pendukung Gus Ipul-Mbak Puti di Sela-sela Debat Pilgub Jawa Timur
Saat kunjungan itu, Mbak Puti disambut ibu-ibu dan para anak-anak yang bergerombol di salah satu rumah warga yang ingin berdialog dengan Cucu Proklamator Indonesia, Ir Soekarno tersebut.
“Warga di sini senang sekali kalau ada pejabat bisa datang. Apalagi ini yang datang cucunya Pak Karno,” kata Tukinem, warga setempat, menyambut kunjungan Mbak Puti saat itu.
Tukinem mengatakan, pejabat yang pernah ke Desa Kayen adalah Mulyadi, saat menjabat sebagai Bupati Trenggalek, lalu, Plt Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, yang juga Wakil Bupati.
Arifin menjadi Plt Bupati setelah Emil Dardak cuti untuk maju menjadi Calon Wakil Gubernur.
Baca: Debat dengan Emil, Mbak Puti: Gus Ipul dan Saya Ingin Politik yang Beretika, Bermoral dan Berbudaya
Letak Desa Kayen berada di lereng bukit kecil.
Namun tidak sulit untuk menjangkau desa setempat karena fasilitas jalan lancar.
Plt Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin berkunjung ke Kayen, dan menginap di rumah warga.
“Seminggu lalu Mas Ipin (Wabup Nur Arifin) datang ke sini. Menginap di tetangga,” ujar Tukinem.
Baca: Kompak Nyanyikan Kabeh Sedulur Kabeh Makmur, Ratusan Pendukung Antusias Sambut Gus Ipul-Mbak Puti
Pada Mbak Puti, perempuan 56 tahun itu berharap nasib warga diperhatikan, terutama tersedianya fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan perbaikan gizi bagi balita.
Karena di tempat tersebut belum tersedia MCK.
“Kalau bisa dibangunkan MCK,” kata Tukinem pada Puti Guntur.
Laporan warga itulah yang mengerak di ingatan Puti Guntur.
Ia melihat tidak tersedianya MCK adalah persoalan vital.
Baca: Viral Pernyataan Rocky Gerung, Sebut Kitab Suci Fiksi hingga Sindir Jokowi soal Hashtag
“Makanya, saya singgung di debat kemarin. Kan tidak mungkin diabaikan begitu saja soal kebutuhan dasar seperti, MCK,” kata Mbak Puti.
Kekuatan Puti Guntur adalah turun ke lapangan, melihat keadaan dan berdialog dengan warga.
Atas temuan fakta di lapangan, Puti Guntur menanyakan komitmen pemerintahan Emil Dardak, sebagai Bupati Trenggalek, di debat Pilkada Jatim kemarin malam.
“Saya tanyakan itu, karena saya temukan di lapangan,” kata Puti Guntur.
Namun, dikatakan Emil anak yang didatangi Puti itu adalah bukan anak yng terkena stunting.
Baca: 10 Restoran dengan Desain Unik dan Antimainstream di Dunia, Nomor 7 Bikin Jantungan!
"Saya tahu persis yang didatangi Mbak Puti itu tinggi badannya dan berat badannya dalam kondisi baik bukan stunting. Yang bermasalah itu adalah Wafiq di Desa Kayen. Dan itu sudah ditangani oleh puskesmas setempat," kata Emil.
Bahkan saat ditanya jenis gizi buruknya apakah jenis yang kekurangan protein atau kekurangan energi protein, Puti juga tidak bisa menjawab dengan gamblang.
Sedangkan untuk pengadaan MCK, memang di Trenggalek masih ada yang belum memiliki MCK, namun dikatakan Emil banyak sekali desa yang sudah tertangani seratus persen sanitasinya.
Sedangkan dari penjelasan Sugito Teguh, Kepala Dinas Kesehatan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek yang dimuat media 26 Maret 2018, Desa Kayen memang termasuk 10 desa yang menderita gizi buruk.
Baca: Cerita Driver Ojek Online Dapat Orderan Jefri Nichol Curi Perhatian, Netizen: Udah Ganteng Baik Lagi
Sembilan desa yang lain adalah, Desa Botoputih, Desa Cakul, Desa Jajar, Desa Dawuhan, Desa Kedunglurah, Desa Puru, Nglebo, Ngrandu dan Mlinjon.
Menurut pemerintah pusat, Trenggalek termasuk 100 kabupaten penderita stunting.
Menurut WHO, badan kesehatan PBB, angka toleransi belita penderita gizi buruk di satu wilayah sebesar 20 persen dari jumlah balita.
Angka stunting di Trenggalek 22 persen, atau lebih tinggi dari batas toleransi WHO.
Yuk follow Instagram TribunJatim.com