Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jembatan Widang Tuban Ambruk

Jalan Pantura Macet Pasca Pengalihan Arus Lalin, Harga Ikan Tangkapan Nelayan Lamongan Hancur

Pengalihan arus lalin ke jalur Pantura pasca ambruknya Jembatan Widang, membuat nelayan Lamongan terkena dampak serius.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
SURYA/M SUDARSONO
Kondisi jalan Deandles macet akibat pengalihan arus ke jalur Pantura, setelah Jembatan Widang Ambruk. 

TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Pengalihan arus lalu lintas ke jalur Pantura di Jalan Daendels pasca ambruknya Jembatan Widang Babat, benar-benar membuat para nelayan merasakan dampaknya.

Pemasaran yang lamban tidak banyak tengkulak yang datang berakibat harga pasaran ikan di wilayah Pantura Lamongan terjun bebas.

"Saya juga heran, kenapa harga ikan sekarang turun drastis setelah Jembatan Widang Babat Ambruk," kata Sekretaris Rukun Nelayan Blimbing Paciran Lamongan, Fairis Firdaus kepada Tribunjatim.com, Minggu (22/4/2018).

Apa yang dirasakan nelayan itu, kata Fairis sudah berlangsung sejak enam hari ini terakhir, pasca pengalihan arus lalu lintas ke jalur Pantura, sejak Selasa (17/4/2018) lalu.

Meski tangkapan ikan cukup banyak, tapi permintaan kurang.

"Kurangnya permintaan itu karena para pedagang enggan masuk ke Brondong karena jalan macet," tegasnya.

Sementara warga Pantura yang mayoritas nelayan juga merasa terganggu.

Para nelayan banyak bertahan di rumah. Jika tetap melaut, pendistribusian ikan hasil tangkapannya terlambat ke tujuan.

Banyak pelaku pengolahan ikan memutuskan tidak memproses ikan hasil tangkapannya.

Kalau diproses dan distribusikan, perjalanannya menjadi lambat.

Sementara jika waktu tempuh memakan waktu lama, kualitas dan mutu ikan juga menurun. Kondisi inilah yang  mengakibatkan anjloknya harga ikan.

Ikan swangi atau golok yang besar semula bisa mencapai harga Rp 30 rubu per kilogram, kini turun tinggal Rp 24 ribu perkilogram.

Sedang ukuran tanggung kini Rp 11 ribu perkilogram dari harga semula Rp 16 ribu perkilogram.

Ikan kuniran atau kuningan besar, aemula bisa mencapai Rp 35 ribu perkilogram, kini hanya Rp 28 ribu perkilogram.

Ukuran sedang dari harpa Rp 13 ribu perkilogram kini hanya Rp 8, 5 ribu.

Ikan lapasan dari Rp 10 ribu perkilogram, turun hanya Rp 7.750 ribu perkilogram.

Sementara ikan rambangan dari Rp 8, 5 ribu perkilogram, kini Rp 6, 5 perkilogram. Sementara ikan togek atau ayam laut dari Rp 27 ribu perkilogram kini Rp 23 ribu perkilogram.

Harga yang tergolong stabil hanya ikan cumi-cumi sekitar Rp 45 ribu perkilogram. (Surya/Hanif Manshuri)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved