UNBK SMP dan MTs
Ditinjau Bupati, UNBK di Situbondo Molor Hampir Satu Jam
Hari pertama pelaksanaan UNBK siswa SMP/MTs di Situbondo yang terganggu disidak oleh pejabat.
Penulis: Izi Hartono | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) siswa SMP/MTs di Kabupaten Situbondo sempat terganggu, Senin (23/4/2018).
Molornya pelaksanaan UNBK diduga disebabkan jaringan internet yang ngadat dan trouble.
Akibatnya, siswa peserta UNBK sempat molor hingga 10 menit hingga hampir satu jam dari waktu pelaksanaan ujian yang ditentukan.
Kepala Dinas Pendidikan Situbondo Fathor Rahman membenarkan terjadinya gangguan dalam pelaksanaan UNBK tersebut.
"Secara psikologis siswa terganggu, karena seharusnya UNBK dimulai pada jam yang ditentukan ternyata sempat tertunda," ujarnya, di sela meninjau pelaksanaan UNBK di SMPN I Situbondo.
Menurut Fathor Rahman, molornya pelaksanaan UNBK di sekolah sekolah itu bervariasi, ada yang molor sepuluh menit dan lima belas menit.
"Tadi ada sekolah yang hampir satu jam atau sekitar 52 menit molornya," katanya.
Dikatakan, jumlah selurus peserta UNBK untuk siswa SMP/MTs tahun ini, seluruhnya mencapai sebanyak 10563 siswa dari 188 sekolah SMP dan MTs serta termasuk kejar paket
"Dari 188 sekolah, delapan sekolah tidak tidak melaksanakan UNBK. Salah satunya SMP Negeri satu atap dan tujuh sekolah swasta," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, berdasarkan hasil pengamatan, sekolah sekolah di Situbondo sudah siap melaksanakan UNBK.
Menurutnya, untuk pelaksanaan secara lokal sudah baik, akan tetapi nampaknya karena untuk membuka ke akses ke pusat berebutan seluruh Indonesia serentak dan itu menjadi tidak sama.
"Jadi ada yang tertunda 10 menit, 15 menit dan bahkan ada yang tertunda 40 menit," ujar Bupati Dadang Wigiarto usai meninjau pelaksanaan UNBK di SMP N I Situbondo.
Peristiwa ini, kata Dadang, perlu dijadikan bahan evaluasi agar pelaksanaan ujian nasional berbasis digital ini semakin baik dan lancar.
Pada prinsipanya, lanjutnya, penggunaan digital ini agar lebih efisien waktu. Untuk itu, seharusnya dicarikan jalan tengah secara tehnis yang mempermudah pendistribusian soal itu ke sekolah sekolah agar lebih cepat dan seragam waktunya.
"Caranya bagaimana, ya daerah perlu menyediakan aplikasinya yang servernya cukup besar dan bisa menampung," katanya.
Dadang mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan jajaran sekolah sekolah yang telah mempersiapkan diri dengan baik.
"Jika memang ada masalah dan trouble, ini faktornya secara nasional bukan ditingkat daerah atau lokal," pungkasnya. (Surya/Izi Hartono)