Bonceng Istri Pakai Motor Matic, Kapolri Tito Kena Tilang di Jalan Thamrin Bekas Teror Bom
Kapolri Jenderal Tito tak menyangka motornya dicegak Polantas dan ditilang, saat dia lagi membonceng istrinya.
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Sepeda motor yang dikendarai Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, tiba-tiba dihentikan oleh polisi lalu lintas (Polantas) saat melintas di kawasan Thamrin Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018) siang.
Saat itu, mengendari kendaraan roda dua jenis matic dan tengah membonceng istrinya, Tri Suswati Karnavian. Orang nomor satu Polri itupun ditegur.
Polantas yang menegur Tito lalu memintanya menepi.
Ternyata, Tito ditilang karena tak mengenakan helm dalam berkendara.
Polisi lalu lintas yang mencegat pun kemudian memberikan ceramah kepada Tito atas pelanggaran yang dilakukannya dan memberikan kertas tilang.
"Cut," teriakan ini terdengar tak jauh dari lokasi penindakan pada sang Kapolri.
Ternyata Tito siang kemarin sedang menjalani syuting dari film berjudul '22 Menit', di kawasan Sarinah, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).
Pulang Ngajar di Ponpes, Ustad Mujib yang Juga Ketua PPK Dibacok Sadis Orang di Bangkalan
Dirlantas Polda Jatim: Petugas Lebih Banyak Lakukan Penindakan saat Operasi Patuh Semeru
Ia turut berakting dalam film yang mengisahkan aksi heroik kepolisian menanggulangi teror bom bunuh diri Thamrin pada Januari 2016 silam.
Eugene Panji selaku sutradara, mendapuk Tito sebagai pemeran pelanggar lalu lintas menggunakan sepeda motor matic warna putih.
Pantauan Tribunnews.com, sebelum menuju lokasi syuting, Tito nampak bersantai di Starbucks Coffee, kawasan Sarinah, bersama sang istri.
Ia juga terlihat berbincang sesekali dengan salah satu bawahannya yakni Karomisinter Divhubinter Polri, Brigjen Pol Krishna Murti, serta kru film.
Mendekati waktu pengambilan gambar, Tito dan istri didampingi oleh sejumlah pengawalnya 'menyeberang' simpang Thamrin.
Dipatuk Ular, Tubuh Wanita Diterapi Penyembuhan Dikubur dengan Kotoran Sapi, Akibatnya Tragis
Polisi yang bertugas nampak menghentikan laju kendaraan, guna mengakomodir jalan bagi sang atasan.
Usai sampai di depan lokasi syuting, tepatnya di lampu merah sebelah Gedung Bawaslu, Tito langsung dibriefing oleh kru film.
Beberapa kali tampak Krishna menjelaskan kembali pada jenderal bintang empat itu.
Namun, Tito yang mengenakan topi cokelat dan kacamata hitam terlihat santai.
Ia tak nampak canggung untuk berakting di depan sejumlah kru film maupun masyarakat yang menonton jalannya syuting.
Tito kemudian langsung menaiki sepeda motor putih merk Honda yang telah disediakan. Diikuti dengan sang istri, yang kemudian langsung mengambil posisi mendekap atau memeluk Tito.
Ki Joko Bodo Pensiun dari Paranormal dan Lepas Ilmu Gendam Putih Andalannya, Kisahnya Memilukan
Di kanan dan kirinya, beberapa figuran juga nampak mengendarai motor. Yang berbeda hanyalah Tito dan istrinya tak mengenakan helm.
Ketika pengambilan gambar dimulai,
"Payung, payung, itu payungnya," teriak seorang kru, memberi arahan agar segera memayungi Tito dan istri.
Sebuah payung hitam besar disibakkan dan membuat terik panas matahari tak lagi menyengat kulit mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.
Adegan tersebut sempat diulang lagi dua kali.
Kemudian, Tito mengambil gambar untuk perjalanan dirinya dari arah Jl Wahid Hasyim (dari arah Pasar Tanah Abang) untuk menuju lampu merah tadi.
Jokowi Disebut Fahri Hamzah Tak Bisa Maju Pilpres, Sekjen PDIP Langsung Bereaksi Keras
Pada adegan kali ini, sutradara langsung meminta adegan diulang, lantaran para figuran terlalu dekat dengan Tito.
Krishna, yang juga koordinator dari pihak Polri, langsung membantu mendorong motor Tito mundur.
Setelah dua kali pengambilan adegan ini pun selesai.
Akting Tito sebagai cameo pun berakhir di sini. Ia dan istri kemudian menaiki sebuah mobil warna hitam, kembali ke Starbucks Coffee.
Hal ini berbeda dengan sejumlah anggota Polri termasuk Krishna, mereka nampak berjalan menyeberangi jalan untuk mengikuti Tito.
Tak berapa lama, Tito pun beranjak dari lokasi dikawal oleh vojrider. (Tribunnews.com/Vincentius Jyestha Candraditya)