Penyebab hingga Cara Pengobatan Hipertiroid, Penyakit yang Diidap Jet Li, Waspadai Gejalanya!
Kondisi kesehatan Jet Li tengah menjadi sorotan. Pria yang terkenal dengan kung fu-nya ini terlihat lebih kurus.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Kondisi kesehatan aktor laga dunia Jet Li kini tengah menjadi sorotan.
Hal ini berawal dari sebuah foto pria berusia 55 tahun tersebut yang beredar di media sosial.
Dilansir dari Tribunnews menurut World of Buzz, Jet Li baru-baru ini terlihat di Tibet.
Namun, pria yang terkenal karena gerakan kung fu-nya ini terlihat lebih kurus dibandingkan yang selama ini dilihat di dalam film-filmnya.
Baca: Mantap Bercadar, Intip Kisah Hidup Istri Virgoun, Dari Mantan Girlband hingga Putuskan Berhijrah
Dilaporkan, aktor Hollywood ini mengaku bahwa dirinya menderita penyakit hipertiroid sejak lima tahun yang lalu.
Namun tidak ada yang benar-benar tahu sejauh mana penyakit itu menggerogoti tubuh Jet Li.

Tiroidnya yang terlalu aktif telah mengakibatkan masalah baginya, Jet Li mengatakan bahwa dirinya terus minum obat agar kesehatannya tetap terkontrol.
Tiroid sendiri adalah kelenjar di bagian depan leher yang mengendalikan metabolisme dan fungsi normal tubuh, seperti, mengubah makanan menjadi energi.
Baca: 7 Top Scorer Liga Top Eropa Musim 2017-2018, Lionel Messi Jadi Pencetak Gol Terbanyak
Kondisi inilah mengakibatkan gangguan pada metabolisme tubuh.
Namun ternyata obat itu tidak banyak membantu dan kondisi buruk terus datang kembali.

Hal ini membuatnya tidak dapat melakukan aktivitas fisik yang membuatnya stres karena detak jantungnya yang sedang beristirahat dapat meningkat hingga 130 kali per menit.
Banyaknya obat yang dikonsumsi memiliki efek samping berupa kerusakan jantung dan lambung Jet Li.
Inilah yang membuat tubuh Jet Li terlihat begitu kurus di masa-masa tuanya.

Lalu, apakah sebenarnya hipertiroid dan seperti apa bahayanya?
Berikut ulasannya:
1. Peningkatan hormon tirod dalam darah
Hipertiroid adalah peningkatan hormon tiroid dalam darah.
Sebenarnya, tiroid bukan hormon yang jahat.
Baca: Bahaya Kanker Kulit, Disebut Sebabkan Adara Taista-Mantu Hatta Rajasa Meninggal, Waspadai Gejalanya!
Hormon ini bermanfaat mengontrol metabolisme tubuh, mengolah makanan menjadi energi, mengatur suhu tubuh, kecepatan jantung dan produksi protein.
Tiroid juga memproduksi kalsitonin, hormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah.
Tetapi, dalam kondisi yang berlebih, hormon tiroid bisa mengganggu kesehatan, dari ringan sampai berat.
2. Gejala

Gejala utama hipertiroid, menurut Prof dr Sri Hartati Kariadi Sp PD, adalah pembesaran kelenjar tiroid di leher.
Selain itu penderita akan mengalami denyut jantung sangat cepat, keringat berlebih, sulit tidur, serta pasien menjadi mudah cemas dan cepat tersinggung.
Baca: Panas! Lucinta Luna-Awkarin Saling Sindir, Melly Bradley Ikut Komentar, Netizen: Pada Nyari Panggung
"Karena gejalanya bermacam-macam, biasanya pasien berobat ke berbagai dokter. Ada yang ke dokter jantung untuk keluhan dada berdebar-debar, atau ke psikolog karena emosinya naik turun, sehingga penyakitnya lama tak terdiagnosis," paparnya, dalam acara media edukasi mengenai dampak hipertiroid dan hipotiroid di Jakarta, dikutip dari Kompas.com.
Ia menjelaskan, jika kelenjar tiroid mempunyai aktivitas berlebihan, sedangkan pengendalian thyroid stimulating hormone (TSH) berkurang, hormon tiroksin yang dihasilkan akan berlebihan.
Pada keadaan ini, hormon tersebut akan merangsang tubuh.
Perangsangan hormon ini mengakibatkan tubuh menjadi lebih aktif.
Pada perempuan dapat juga terjadi gangguan menstruasi.
Baca: Member JBJ Unggah Foto Manis Bersama, Takada Kenta Malah Posting ini, Netizen Beri Komentar Kocak
"Haidnya menjadi sedikit atau berhenti sama sekali," katanya.
Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah pembesaran tiroid di leher, kelainan pada mata, serta kelemahan otot.
"Jika disebabkan oleh penyakit graves biasanya bola mata pasien tampak besar dan kelopak mata terbuka lebar sehingga tampak seperti orang marah," katanya.
Selain itu, gejala lain yang mungkin dirasakan adalah berat badan yang terus turun, juga diare dan rambut rontok.
3. Penyebab
Ahli endokrin dari FKUI-RSCM, Tri Juli Edi Tarigan, mengatakan, sampai saat ini belum diketahui penyebab awal berlebihnya produksi maupun distribusi hormon tiroid.
Baca: Seakan Pamit, Adara Taista-Mantu Hatta Rajasa Ucapkan Kalimat ini untuk Suaminya sebelum Tutup Usia
Namun ada beberapa kondisi yang menyebakan perubahan produksi dan distribusi hormon tiroid, yaitu penyakit graves dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG).
Dilansir dari Kompas.com, Graves lebih kerap ditemukan pada penderita hipertiroid dengan presentasi 80-90 persen.
Graves adalah penyakit autoimun yang disebabkan hilangnya sensitivitas kelenjar tiroid pada thyroid stimulating hormone (TSH).
Akibatnya produksi tiroid tetap tinggi kendati TSH dihasilkan dalam jumlah rendah.
Penyakit ini rentan diturunkan secara genetik, dan lebih sering ditemukan pada wanita.
Baca: Ada Dewi Perssik sampai Raisa, 5 Artis Bersuara Merdu ini Ternyata Jago Ngaji, No 4 Nggak Nyangka!
Sementara Toxic Multinodular Goiter (TMNG) adalah kondisi saat kelenjar tiroid sudah semakin tua hingga bergumpal.
Gumpalan ini kemungkinan ada yang bersifat otonomi hingga bisa menghasilkan hormon tiroid dengan bebas.
Hal ini menyebabkan hormon tiroid dalam tubuh berlebihan.
4. Tiga cara penyembuhan

Dilansir dari TribunJateng, secara keseluruhan, ada tiga cara mengobati hipertiroid.
Yakni, menggunakan obat anti tiroid untuk menurunkan hormon tiroid yang berlebihan.
Obat ini diberikan jika gejala hipertiroid masih ringan dan pembengkakan masih relatif kecil.
Baca: Kecelakaan Maut Libatkan Truk di Bumiayu Diduga karena Rem Blong, Hasil Olah TKP Ungkap 4 Fakta Lain
Obat anti tiroid tidak merusak kelenjar tiroid dan berlaku bagi penderita yang berusia di bawah 50 tahun.
Jika obat tidak bisa membantu, dilakukan radioaktif iodin yang akan menghancurkan kelenjar tiroid tapi tidak berbahaya bagi bagian lain tubuh.
Perawatan ini hanya bisa dilakukan jika usia penderita di atas 50 tahun dan terjadi pembengkakan.
Radioaktif tidak dapat digunakan jika penderita sedang hamil, menyusui dan terkena tiroiditis.
Bila obat dan radioaktif tidak membantu, dilakukan pembedahan.
Baca: 5 Fakta Meninggalnya Gogon Srimulat, Curhatan Terakhir sebelum Meninggal Bikin Pilu
Pembedahan dilakukan karena kelenjar sudah sangat besar sehingga penderita sulit menelan dan bernapas.
Bila terlambat diobati, hipertiroid bisa menyebabkan komplikasi, semisal bola mata menonjol, rusak sampai kebutaan permanen, gagal jantung.
Meski jarang tetapi penderita hipertiroid jika terkena infeksi bisa menyebabkan kematian.