Semarak Ramadan 2018
3 Amalan untuk Mendapatkan Malam Lailatul Qadar yang Miliki Banyak Keutamaan
Tak ada satu pun manusia yang serta merta tahu kapan hadirnya Lailatul Qadar. berikut tiga amalan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Penulis: Pipin Tri Anjani | Editor: Alga W
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
Artinya: “Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari).
Untuk mendapatkan Lailatul Qadar memang tidak mudah dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.
Dibutuhkan usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah, terutama pada sepuluh akhir di bulan Ramadan sebagaimana yang dipraktikkan Rasulullah SAW.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan hadits riwayat Muslim.
عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
Artinya: “Dari Aswad dari Aisyah ra ia berkata bahwa Nabi saw meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).
Baca: Cerita Sergei Litvinov, Pesepak Bola yang Jualan Jus hingga Ditolong Jupe, Kini Nasibnya Berubah
2. Mengencangkan Kain Bawahnya
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa Rasulullah SAW mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ-أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Dari Aisyah RA, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq ‘alaih).
Lantas apa yang dimaksud dengan mengencangkan kain bawahnya dalam hadits di atas?
Menurut Ibnu Baththal, maksudnya ialah Rasulullah SAW tidak menggauli istrinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan membangunkan keluarganya adalah, beliau menganjurkan dan mendorong keluarganya untuk melakukan amaliah sunah dan kebajikan lainnya yang bukan fardhu.
وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِىُّ : قَوْلُهُ : ( شَدَّ مِئْزَرَهُ ) فِى هَذَا الْحَدِيثِ يَعْنِى : لَمْ يَقْرَبِ النِّسَاءَ ، وَفِى قَوْلِهِ : ( أَيْقَظَ أَهْلَهُ ) مِنَ الْفِقْهِ أَنَّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَحُضَّ أَهْلَهُ عَلَى عَمَلِ النَّوَافِلِ ، وَيَأْمُرَهُمْ بِغَيْرِ الْفَرَائِضِ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ ، وَيَحْمِلَهُمْ عَلَيْهَا .