Anak Bupati Fadeli Dilantik Jadi Ketua DPRD Lamongan, Panggilan ke Sang Bapak Langsung Berbuah Tawa
Proses PAW Ketua DPRD Lamongan dari Kaharudin ke Debby anak Bupati mengalami pasang surut. Bahkan sampai ...
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Mujib Anwar
Keluarga Fadeli di masing masing dapil melenggang mulus ke DPRD diantaranya di dapil 1 Betty Nurfia anak bupati dengan perolehan suara terbanyak yakni 15,815 suara, tertinggi di banding caleg lainnya.
Di dapil 2, ada anak menantu bupati yakni Retno W., di dapil 3 dan 4 keponakan bupati yakni Nur Fathonah dan Nahdliyah juga mulus melenggang ke DPRD.
Sementara di dapil 5 Partai Demokrat mendapat satu kursi, yang diduduki Debby Kurniawan , sang Ketua DPC Partai Demokrat.
Usai acara pengambilan sumpah, kepada wartawan, Ketua DPRD Lamongan, Debby Kurniawan memohon doa kepada wartawan agar dirinya bisa menjalankan amanah yang diembannya.
"Mohon doanya, mohon dukungannya agar bisa menjaga amanat ini dengan baik," ujarnya.
Baca: BREAKING NEWS - KPK Segel Ruang Kerja Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar
Terkait adanya interupsi pada saat dirinya memimpin paripurna semalam usai pengambilan sumpah, Debby mengatakan bahwa itu karena adanya urusan internal salah satu partai.
"Biar diselesaikan dulu di internal mereka," katanya.
Tapi diakuinya sempat tegang saat diinterupsi. "Dredek saya. Baru pertama memimpin diinterupsi seperti itu," imbuhnya.
Namun ia mengembalikan pada internal PPP, agar menyelesaikan dulu. Pihaknya memberi kesempatan pada PPP untuk musyawarah terkait adanya pergantian fraksi.
Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Lamongan, Saiful Reza mengomentari duet bapak anak berharap tidak mempengaruhi perilaku pemerintahan nanti. "Kritik terhadap eksekutif harus berjalan ideal,” tandasnya.
Jika selenggarakan atas nama kepetingan rakyat, maka hasilnya luar biasa. seperti Singapura ketika adik dan kakak Liew Khan Yuu menjadi menteri dan Liew perdana menterinya.
Baca: 10 Fakta Lengkap Wanita Israel yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Ada Larangan Aneh untuk Top Model
"Tidak seperti di Jawa Timur 2 duet legislatif dan eksekutif berakhir di KPK. Yaitu Kota Pasuruan dan Bangkalan," katanya.
Alumnus Unesa Surabaya ini menambahkan, legislatif harus punya peran siginifikan.
"Jangan sampai demokrasi di Lamongan mati. Ketika elit politik di luar Demokrat tidak bisa pasang badan, maka yang muncul partai minoritas akan semakin semakin kurus hingga akhirnya hanya bisa mendengar dan taat," tandasnya. (Surya/Hanif Manshuri)