Sungai Kaliotik Tebarkan Bau Busuk dan Amis, Bikin Warga Sengsara, Pemkab Lamongan Adem Ayem saja
Puluhan tahun aliran sungai Kaliotik Lamongan yang tercemari limbah Pasar Ikan menyembulkan bau busuk, amis yang menyengat hidung
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Puluhan tahun aliran sungai Kaliotik Lamongan yang tercemari limbah Pasar Ikan menyembulkan bau busuk, amis yang menyengat hidung hingga kini tidak ada solusinya.
Sejak tiga pekan lalu sampai H-3 Idul Fitri bau busuk itu menjadi suguhan yang menyesakkan dada, utamnya warga yang berdomisili di wilayah Tumenggungan dan sepanjang jalan Laras - Liris sampai Dapur Utara.
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang dibangun Badan Lingkungan Hidup (BLH) sejak 2012 senilai Rp 360 juta hingga kini mangkrak tidak dimanfaatkan.
Yang ada hanya adu konsep yang dimunculkan pihak Dinas Pasar UPT Pasar Ikan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH).
Baca: Gagal Terbang, Atlet Paralayang Asal Jombang Tewas Terjatuh saat Latihan
Realitanya sampai detik ini limbah Pasar Ikan yang mengalir luas di Kaliotik tetap saja menyembulkan bau busuk dan anyir yang memicu setiap pengguna jalan mengeluh dan menahan bau busuk itu.
Siapapun yang melintas di jalan Laras Liris dan Kaliotik jalan Jaksa Agung Suprapto menahan nafas dan bakal menutup hidungnya kuat – kuat.
Pasalnya Kaliotik kini hanya dipenuhi limbah Pasar Ikan.
Dampaknya bau busuk dan anyir menyengat meluas hingga mengarah ke warga Kelurahan Tumenggungan dan warga Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Kota.
Tak hanya pengguna jalan yang melintas di jalur jalan Larar liris menuju kota atau sebaliknya mengeluh.
Bau menyengat sejak beberapa pekan. Keadaan ini sepertinya dianggap biasa oleh UPT Pasar Ikan yang nota banenya paling bertanggung jawab.
Limbah dari Pasar Ikan digelontor langsung ke kali tanpa ada proses pengolahan di IPAL.
Baca: Usai Insiden Pelecehan, Via Vallen Bongkar Isi WhatsAppnya, Terkuak Nomor-Nomor yang Diblock!
Para pedagang dan pihak pengelolah Pasar Ikan membuang semua jenis limbah, baik kering maupun basah, termasuk air kotoran sisa cucian ikan ke Kaliotik.
Limbah Pasar Ikan itu mampet berhenti di sepanjang sungai Kaliotik di Jalan Laras liris tidak hanyut dan mengalir ke hilir, lantaran sudah masuk musim kemarau.
Pada saluran Kaliotik yang ada hanya limbah dari Pasar Ikan yang ngendon.
Kamis (14/6) merupakan hari terakhir puasa dan Jumat (15/6) masuk Hari H Idul Fitri.
Para pengguna jalan dan warga kota menggerutu, sangat tidak elok, lingkungan kota selalu disuguhi bau busuk limbah Padat Ikan.
"Alasan apa lagi, IPAL sudah dibangun sejak 7 tahun lalu sampai sekarang tetap dimanfaatkan," gerutu Wawan, warga Kota Lamongan.
Senada, Ny Sulastri yang kerap melintas di Laras - Liris berharap pemkab ikut campur tangan menangani masalah yang rutinitas muncul ini.
Baca: Ban Depan Pecah, Pemudik dari Lombok Alami Kecelakaan di Tol Ngawi-Kertosono
"Tahu begini kok dibiarkan terus," gerutunya.
Dana APBD ada, instalasi tersedia tapi permasalahan biang Pasar Ikan tetap bertahan.
Anwar, warga kota berharap Dinas Pasar agar tidak sekedar mengambil keuntungan semata tanpa mau mengeluarkan anggaran untuk pengelolaan limbah.
Kepala UPT Pasar Ikan, Sutamaji belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali telepon selularnya dihubungi tidak diangkat, meski terdengar nada aktif.(Surya/Hanif Manshuri)