Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita UTM

UTM Berupaya Lepas dari Kekangan Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah

Upaya Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menciptakan multiplier effect atas sukses riset jagung lokal dan garam Madura terhenti.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ani Susanti
ISTIMEWA
UTM Sebagai Perguruan Tinggi Berbasis Klaster Siap Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0' 

Lahan seluas 300 ribu hektare itu akan menghasilkan 1,8 juta ton jagung hibrida.

Dengan asumsi harga jagung Rp 4.000 per Kg, maka akan muncul angka Rp 7 triliun.

"Kapitalisasi produk inovasi akan menghasilkan sumber dana yang mampu menjadikan UTM sebagai kampus mandiri. Kebutuhan anggaran kampus tidak akan lagi bergantung pada APBN," kata Syarif.

Ia berharap, penugasan terhadap UTM untuk memperkuat inovasi berbasis klaster lokal dibarengi dengan kebijakan politik anggaran.

Sehingga, setiap perguruan tinggi, termasuk UTM akan mempunyai masing-masing diferensiasi untuk memacu kompetensi dan daya saing lulusan.

"Kami pernah berkirim surat ke Presiden melalui Mensekneg, tapi ya itu. Coba kalau Rektor UGM kirim surat, langsung ditanggapi," pungkasnya.

Baca: UTM Menjawab Tantangan Era Revolusi 4.0 Melalui Pengembangan Berbasis Kluster Madura

Sementara penguatan inovasi pada klaster garam dimulai dari rancang bangun prototype, scale up teknologi produksi, dan penemuan produk garam industri berupa garam farmasi, garam analisis, turunan garam, serta pupuk dari limbah garam.

Tim Peneliti Garam UTM juga telah melakukan pembentukan Pusat Unggulan Iptek Garam.

Tujuannya yakni percepatan dalam pertumbuhkembangan riset dan diseminasi inovasi garam.

Termasuk hilirisasi atau industrialisasi produk garam.

Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan UTM Dr Ir Abd Azis Jakfar, MT mengungkapkan, impor garam 3,7 juta ton beberapa waktu lalu mengejutkan pihak UTM.

"Ini fenomena yang terjadi. Kami mampu memproduksi dan teknologinya sudah ada. Namun karena terkendala dan saja," ungkapnya.

Menurutnya, kesejahteraan para petambak garam nasional beserta keluarganya akan terpenuhi jika anggaran impor dialihkan untuk membeli garam dalam negeri.

"Dengan asumsi harga garam industri Rp 10 ribu per Kg, maka 3,7 juta ton akan menghasilkan Rp 37 triliun. Uang itu akan mengalir di tengah masyarakat," tandasnya.

Baca: Belum Terima Hasil Pemeriksaan Kelayakan Hunian, Pihak Asrama Haji Surabaya Terus Benahi Fasilitas

Pada Dies Natilis VII kali ini, UTM mengusung tema 'UTM Sebagai Perguruan Tinggi Berbasis Klaster Siap Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0'.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved