Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hari Kemerdekaan RI

Kisah-kisah Unik di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang Digelar Saat Ramadan

Banyak cerita unik di balik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Untung yang terakhir sang fotografer bisa berkelit.

Penulis: Alga | Editor: Januar
Wikipedia
Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. 

TRIBUNJATIM.COM - Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Agustus.

Bulan Agustus di Indonesia identik dengan Hari Kemerdekaan RI.

Bulan Agustus 2018 besok, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-73.

Intip Potret Putri Topeng Tanpa Topengnya, Nyanyiannya Sampai Bikin Nikita Mirzani Pingsan

Seperti yang kita tahu, kemerdekaan bangsa ini diperoleh atas perjuangan sendiri, bukan pemberian bangsa lain.

Hal inilah yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lain.

Dibanding Proklamasi Kemerdekaan negara lain, barangkali kemeriahan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 tidak ada apa-apanya.

Ikrar kemerdekaan bangsa Indonesia itu dibacakan dalam kondisi prihatin dan sangat sederhana.

Masih Ingat Iklan Legendaris Indomie di Tahun 1995? Kini Kabar Duka Datang dari Sosok Pembuatnya

Selain itu, banyak cerita unik di balik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Inilah beberapa di antaranya, seperti dilansir dari Intisari.grid.id.

Soal Pengamen Jalanan, Soeharto dan Hotman Paris Hutapea Ternyata Sama-sama Pernah Lakukan Ini

Bung Karno sakit dan tidak berpuasa

Meski saat itu bulan Ramadan, saat itu Bung Karno tidak berpuasa karena sakit akibat gejala malaria tertiana.

Nissa Sabyan Ternyata Punya Kebiasaan Jorok yang Diakuinya, Keluarga Anang-Ashanty Sampai Terdiam

Pada 17 Agustus 1945 pagi hari, Bung Karno dibangunkan dr Soeharto dan dan mengeluhkan badannya greges-greges.

Dia kemudian disuntik dan minum obat.

Setelah itu tidur lagi dan baru bangun pada pukul 09.00 WIB.

Setelah membacakan teks Proklamasi pada pukul 10.10 WIB, Bung Karno kembali masuk kamar untuk beristirahat.

Tiba-tiba Ditanya Seorang Fans Mau Punya Anak Berapa?, Pangeran Harry Jawab Begini Sambil Ketawa

Bisa lebih dari dua proklamator

Sebenarnya Indonesia bisa mempunyai lebih dari dua Proklamator (Bung Karno dan Bung Hatta).

Detik-detik Wafatnya Bu Tien Diungkap Mantan Ajudan, Celetukan Soeharto Waktu Mancing Jadi Firasat

Usai penyusunan naskah Proklamasi selesai disusun di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol No 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan agar semua yang hadir di rapat ikut menandatangani teks Proklamasi.

Tapi usul itu ditolak Soekarni.

Bung Hatta hanya bisa menggerutu, karena melihat teman-temannya tidak mau ikut 'membuat sejarah'.

Mereka yang hadir saat itu antara lain, Bung Hatta, Bung Karno, Soekarni, Achmad Soebardjo, dan Sajuti Melik.

Megawati Sebut Keluarga Tak Setuju Soekarno Dimakamkan di Blitar, Ini Alasan Sebenarnya Soeharto

Bendera dari kain seprei

Sebelum 16 Agustus 1945, istri Bung Karno, Fatmawati, sebenarnya sudah membuat bendera merah putih.

Tapi bendera itu dianggap terlalu kecil karena panjangnya hanya 50 cm.

Fatmawati lalu membongkar lemarinya dan menemukan selembar kain sprei putih, tapi tidak ada kain merah.

Sinetron Jin dan Jun Hits Tahun 90-an, Kabar Para Pemeran Kini Berubah, Simak Cerita Pilu ‘Om Jin’

Lalu seorang pemuda bernama Lukas Kastaryo berkeliling dan mendapatkan kain merah milik penjual soto.

Kain tersebut dibeli dan diberikan ke Fatmawati.

Bendera baru berukuran 276x200 cm itu pun dikibarkan pada 17 Agustus 1945, di tiang bambu sederhana.

Viral Pria di Jember Pahat Tanah di Halaman Jadi Arca Usai Ditinggal Istri, Warga Sampai Kaget

Bendera merah putih dikibarkan saat proklamasi, dan Fatmawati
Bendera merah putih dikibarkan saat Proklamasi, Fatmawati (kanan) (ISTIMEWA)

Ada Suara Tembakan, Pengawal Ungkap Cara Soeharto Hadapi Detik-detik Mencekam Jumpa Pers di Bosnia

Teks Proklamasi hilang

Setelah membacakan teks Proklamasi, Bung Karno membuang secarik kertas teks bersejarah itu ke tong sampah.

Ibu Ini Rawat Bayinya di Penjara Tuban, Hamil dan Melahirkan Saat Jadi Tahanan Akibat Perbuatannya

Beruntung wartawan BM Diah memungutnya kembali.

Tapi sempat beredar kabar dokumen penting itu hilang.

BM Diah sendiri menyimpan rapi dokumen itu hingga menyerahkannya ke pemerintah pada 29 Mei 1992.

Artinya, dokumen berisi teks Proklamasi itu sempat menghilang selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

Fotonya Viral usai Diedit Netizen, Dosen UB Malang Ini Ungkap Tujuan Pelaku dan Akan Tindak Tegas

Negatif film disimpan di bawah pohon

Upacara Proklamasi diabadikan oleh fotografer Frans Mendoer.

Begitu upacara selesai, Frans didatangi tentara Jepang yang ingin merampas negatif film gambar tersebut.

Frans berbohong dengan mengatakan negatifnya sudah diserahkan ke Barisan Pelopor.

Dulu Tampil Imut di Idola Cilik, Begini Penampilan Ray Prasetya yang Kini Jadi Drummer Profesional

Padahal negatif film momen penting itu ditanamnya di bawah pohon di halaman Kantor Asia Raja.

Andai negatif film tersebut sempat dirampas Jepang, tentu kita tidak akan pernah bisa melihat momen dramatis peristiwa Proklamasi yang menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Ternyata yang Diminta Iis Dahlia ke Waode Sofia Itu Benar! Lihat Persyaratan yang Diberikan dari KDI

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved