Harga Ayam Meroket, Penjual Ayam Goreng Kurangi Ukuran dan Naikkan Harga
Kalau dipaksa dengan harga lama kita yang merugi," ucap Samsul, seorang penjual ayam kentaki di Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung
Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Mahalnya harga ayam potong di pasaran membuat penjual ayam goreng kentaki harus memutar otak.
Ayam goreng kentaki adalah ayam goreng tepung, yang dibuat mirip merek ayam goreng cepat saji dari Amerika, KFC.
Ayam goreng tepung ini banyak dijual di pinggir-pinggir jalan.
Sebelum kenaikan harga ayam, satu potong ayam kentaki dijual Rp 2500 per potong.
Namun kini harganya naik menjadi Rp 3000 hingga Rp 3500 per potong.
Selain itu ukurannya juga diperkecil, agar tidak merugi karena kenaikan bahan baku ayam potong.
• Terkait Kematian Arza, Tiga Karyawan RS Trisna Medika Tulungagung Dapat Sanksi
"Keuntungannya juga menjadi sangat tipis. Kalau dipaksa dengan harga lama kita yang merugi," ucap Samsul, seorang penjual ayam kentaki di Kelurahan Bago, Kecamatan Tulungagung.
Menurut Samsul, banyak sesama penjual ayam kentaki mematok harga baru Rp 3500 per potong.
Namun dirinya memilih menaikan harga menjadi Rp 3000 per potong, dengan alasan takut kehilangan pelanggan.
"Bahkan kalau di kota lain bisa mencapai Rp 4000 per potong. Saya tidak berani kalau terlalu mahal," ujarnya.
Para penjual ayam kentaki seperti Samsul biasa membeli ayam potong hidup di pasar.
• Maia Estianty hingga Nikita Mirzani, 5 Artis Ini Panik Saat Ikut Merasakan Guncangan Gempa di Lombok
Sejak para peternak mengeluhkan pencabutan Antibiotic Growth Promoters (AGP), harga per kilogram Rp 25.000 hingga Rp 26.000, bahkan lebih.
Padahal sebelum AGP dicabut harga Rp 20.000 per kilogram sudah termasuk tinggi.
"Tidak ada pilihan selain mengecilkan ukuran, terus sedikit menaikkan harga," tegasnya.
Samsul berharap harga ayam bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Sebab dengan kepastian harga, penjual ayam kentaki seperti dirinya dan para pembeli sama-sama diuntungkan.
"Kalau harga terus naik, kami yang kebingungan," tandasnya.
• Kenaikan Tarif Cukai Rokok Berdampak Timbulkan Pengurangan Tenaga Kerja
Sebelumnya para peternak ayam potong mengeluhkan pencabutan AGP.
Sebab ayam menjadi rentan penyakit dan pertumbuhannya lambat.
Angka kematian bisa mencapai 20 persen dari populasi.
Akibatnya harga ayam hidup di tingkat peternak mencapai Rp 23.500 per kilogram.
Padahal sebelum AGP dicabut, harga Rp 18.000 per kilogram sudah dianggap menyalahi kontrak antara peternak dan perusahaan pakan yang menjalin kemitraan. (David Yohanes)