Persebaya
Persebaya Dibantai 4-0 Oleh PSMS Medan, Coach Djanur Sebut Tak Ada Main Mata
Persebaya Dibantai 4-0 Oleh PSMS Medan, Coach Djanur Sebut Tak Ada Main Mata.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MEDAN – Pelatih Persebaya Surabaya Djadjang Nurdjaman menegaskan bahwa skuat asuhannya bermain sportif dan tidak ada main mata setelah anak asuhannya dibantai 4-0 oleh PSMS Medan, pada laga pekan ke-33 Liga 1 2018 di di Stadion Teladan, Sabtu (1/12/2018).
Djanur menilai, kekalahan telak Persebaya Surabaya atas PSMS Medan karena Rendi Irwan dkk bermain dibawah performa seperti biasanya.
"Selamat pada PSMS Medan dengan skor cukupt telak, itu yang saya sayangkan. Kami tidak mengira akan kalah sebanyak itu. Kami tegaskan, bahwa di laga ini tidak anak-anak bermain gantle, tidak kata memberi dan diberi," tegas pelatih asal Majalengka itu usai laga.
• Persela vs Persib Bandung, Diwarnai Dua Penalti, Persib Tahan Imbang Persela di Stadion Surajaya
Ditambahkan pelatih yang akrab disapa Djanur itu, kekalahan tersebut karena skuat Bajul Ijo kalah presing, bahkan sejak pada babak pertama.
Tercatat, Persebaya hanya melepaskan delapan sepakan, dimana lima diabtaranya mengarah ke gawang.
Kalah jauh dengan PSMS Medan dengan 12 kesempatan, dimana delapan diantaranya mengarah ke gawang.
• Berkat Umpan Ciamik Ronaldo, Juventus Kalahkan Valencia dan Lolos 16 Besar Liga Champions
"Memang kita kalah start, mereka presing duluan, sehingga kami susah bangkit, lini pertahanan kami, terutama sektor kanan di eksplor sama Fred Butuan. Saya pikir itu yang juga menjadi penyebab, karena banyak kesalahan di situ," imbuh pelatih 54 tahun tersebut.
Sebenarnya ia mengaku skuat asuhannya sudah berusaha untuk keluar dari tekanan, tapi skema permainan PSMS Medan diakui Djanur menjadikan Persebaya sulit bangkit.
"Kami tidak bisa keluar dari tekanan, sehingga kami main jauh dari performa tim. Tapi sekali lagi kami menegaskan tidak ada kata memberi dan diberi," tutur pelatih 54 tahun tersebut.
• Sakit Hati Dimaki Bos, Pegawai Money Changer di Surabaya Bawa Kabur Uang 1 Miliar & Sudutkan Ibunya
Penegasan itu disampaikan Djanur untuk menepis anggapan miring bahwa Djanur sebagai mantan o
Pelatih PSMS Medan, main mata untuk membantu tim berjuluk Ayam Kinantan itu dari Zona Degradasi.
"Betul-betul fair di Lapangan, bisa dilihat tidak ada faktor kesengajaan dari tin kami untuk mengalah," pungkas Djanur.
Hal sama juga diungkapkan oleh bek andalan Persebaya, Ruben Sanadi.
Dia mengamini apa yang disampaikan oleh Djadjang Nudjaman, bahwa di laga itu tidak ada faktor diluar non teknis.
"Saya menyampaikan dan membenarkan apa yang coach bilang, itu benar. Kami kalah karena tim bermain dibawah rata-rata," terang mantan pemain Persipura tersebut.
• Gara-gara Sandal, Siswa SMPN 50 Tewas di Kolam Angsa Perumahan Mewah Pakuwon Indah Surabaya
Bahkan, secara pribadi Rubenpun merasa bahwa permainan dirinya dibawah performa.
"Saya juga sebagai pemain sadar, kita dalam performa tidak baik," terang pemain 31 tahun tersebut.
Padahal, di awal laga, ditamabhan Rebun, coach Djanur sudah mewanti-wanti para punggawa Bajul Ijo akan kebangkitan PSMS Medan.
"Tadi instruksi pelatih agar kita siap dengan kebangkitan lawan, tapi mungkin saya dan temen-temen kurang siap," tuturnya.
• Ngaku Intel & Janji Nikahi Gadis, Polisi Gadungan Ini Tipu Guru di Madiun Hingga Ratusan Juta Rupiah
Ruben berharap dari kekalahan ini bisa memperbaiki di laga sebeluknya kala lakoni laga terakhir jamu PSIS Semarang.
"Hasil ini akan kami perbaiki untuk laga kandang, kami akan memberikan yang terbaik buat suporter kami yang datang mendukung," pungkas Ruben.
Kekalahn 4-0 menjadi kekalahan terbesar Persebay dibaah Djanur.
Gagal mengamas tiga poin, Persebaya masih tertahan di posisi enam klasemen sementara dengan raihan 47 poin. (Khairul Amin)