Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bermula Boneka Barbie Rusak, Yuyun Ciptakan Boneka Reog Gendang Jadi Cinderamata Khas Tulungagung

Bermula Dari Boneka Barbie Rusak, Yuyun Ciptakan Boneka Reog Gendang Jadi Cinderamata Khas Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM/DAVID YOHANES
Yuyun Handayani (34), warga Tulungagung dan boneka reog gendang hasil kreasinya. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dengan cekatan Yuyun Handayani (34), warga Desa Gendingan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung menempelkan sejumlah aksesoris di boneka kecil di tangannya. Matanya sangat teliti memasang setiap detail sekecil apapun di boneka plastik ini.

Beberapa saat kemudian, boneka di tangannya berubah layaknya Barbie yang sudah terkenal, namun mengenakan kostum reog gendang. Boneka Reog Gendang buatan Yuyun kini menjadi cindera mata yang tengah laris.

Maklum, ibu satu anak ini mengerjakan sendiri di sela kesibukannya. Jika tengah fokus membuatnya, Yuyun hanya bisa memroduksi empat boneka.

“Saya kan juga pelatih reog gendang di beberapa sekolah, mulai dari SD, SMP, SMK sampai instansi. Di sela melatih itu saya kerjakan ini (membuat boneka reog gendang),” terang Yuyun, Selasa (4/12/2018).

Pejabat Rumah Sakit di Malang Selingkuhi Stafnya, Suami Curiga dan Aib Kasusnya Terbongkar ke Publik

Yuyun berkisah, usahanya ini dimulai sekitar lima bulan lalu. Bermula dari boneka Barbie milik anaknya, Aira (9) yang rusak.

Boneka itu pakaiannya compang-camping dan sulit dibenahi. Karena pakaiannya tidak bisa dipasang lagi, Yuyun berpikir untuk mengganti yang baru.

Kemudian muncullah ide untuk menggantinya dengan pakaian reog gendang. Kebetulan orang tuanya adalah dedengkot kesenian reog gendang, yang juga memroduksi gendang serta kostumnya.

“Dari sisa kain pembuatan kostum itu saya buat kostum dengan ukuran yang lebih kecil. Aksesorisnya juga saya buat sama dengan kostum aslinya,” tutur Yuyun.

Ortu Pemilik Akun Puji Ati yang Jelekkan Para Pejabat di Tulungagung Takut Jenguk Wawan di Penjara

Kostum baru itu kemudian dipasang di boneka tersebut. Yuyun juga menyaggul rambut boneka, serta melengkapi dengan ikat kepala.

Ternyata boneka itu terlihat sangat cantik, mirip penari reog gendang khas Tulungagung. Iseng-iseng boneka Barbie berkostum reog gendang itu diunggah di media sosial.

Di luar dugaannya, respon yang diterima sangat banyak. Mereka memuji kreasi Yuyun, bahkan ada yang memesan untuk membuatkannya.

“Akhirnya saya beli boneka plastik yang ada di pasar, bentuknya mirip Barbie. Boneka itu yang saya dandani untuk memenuhi pesanan,” ucap Yuyun.

Sandiaga Uno Kunjungi Lamongan, ASN dan GTT Pada Curhat: Selama ini Kami Hanya Jadi Korban Perasaan

Pesanan pun berkembang, dari sekedar boneka dengan seragam reog gendang kemudian ditambah kotaknya. Ada yang memesan kotak mika, ada juga yang memesan di dalam kotak kaca.

Dari satu penari, kemudian berkembang menjadi sepasang penari. Untuk sepasang penari di dalam kotak kaca, Yuyun menjualnya Rp 250.000.

Untuk yang dalam kotak mika dijual Rp 100.000. Sedangkan yang dijual tanpa kotak dibanderol sekitar Rp 75.000.

Meski dengan harga sangat terjangkau, namun Yuyun bisa meraup untung. Sebab bahan baku utama harganya antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000.

2 Penari Striptis di Blitar Ditangkap Polda Jatim, Saat Lagi Show di Depan Tamu Pria di Maxi Brilian

Masih jauh dibanding nilai tambah yang diciptakan setelah menjadi cindera mata. Pelatih di Sanggar Seni Reog Kendhang "Dhodhog Sadjiwo Djati" ini mengaku, bagian ikat kepala yang paling sulit.

Sering kali ikat kepala yang dipasang tidak sesuai dengan ukuran boneka. Yuyun harus mengerjakannya dengan sangat hati-hati dan sabar.

“Pokoknya kalau sudah error sekali saja harus istirahat dulu, jangan diteruskan. Kalau diteruskan seterusnya akan error terus,” ucapnya.

Kini boneka buah kreasi Yuyun banyak digunakan untuk hiasan. Ada pula yang dijadikan kenang-kenangan, jika ada tamu dari luar Tulungagung.

Seminggu Dibuka Tiga Hari, Wisata ke Balai Kota Surabaya Gratis, Bisa Lihat Bunker Zaman Belanda

Namun karena keterbatasan tenaga, Yuyun kerap menolak pesanan. Biasanya karena kesibukan, atau jumlah pesanan yang sulit dipenuhi.

Yuyun belum terpikir untuk mempekerjakan orang, karena ditakutkan menurunkan kualitas produk. Ibu satu anak ini juga tengah merancang kreasi baru, yang menggambarkan kesenian asli Tulungagung.

“Mungkin ke depan saya akan buat boneka barongan. Karena kesenian barongan juga sangat terkenal di Tulungagung,” pungkas Yuyun. (David Yohanes)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved